Sean Gelael - Action2-1

 London, Inggris (Metrobali.com)-

Setelah jeda selama hampir dua bulan, Sean Gelael akan kembali  berada di  cockpit mobil balap Jagonya Ayam with Carlin. Sean akan bertarung  di Sirkuit Silverstone dalam Kejuaraan Formula Renault 3.5, 4-6 September mendatang.

Sean berharap untuk dapat memperoleh hasil yang lebih baik setelah mengalami kecelakaan pada seri terakhir Formula Renault 3.5 sebelum liburan musim panas di Sirkuit Red Bull Ring, Austria, dimana ia tertabrak oleh pesaingnya dalam kecepatan tinggi sehingga akhirnya Sean pun menabrak pagar pembatas. Meskipun demikian, tim Jagonya Ayam with Carlin berhasil melakukan keajaiban untuk menempatkan Sean kembali di lintasan pada race kedua, dimana ia menunjukkan kecepatan yang dapat menyaingi pebalap-pebalap di depannya tetapi harus kembali terhenti karena masalah mekanis.

 Sean yang masih berusia 18 tahun mengisi waktu liburan diantara balapan di Formula Renault 3.5 dengan membalap pada dua seri pertamanya di Kejuaraan GP2, selain itu Sean juga menjadi mentor untuk tim Indonesia GT Academy di sirkuit Silverstone. Sekarang dia akan kembali melakukan perjalanan ke Silverstone, yang hanya berjarak 160 kilometer dari tempat tinggalnya di Inggris, yaitu di Bath.

 Tidak seperti sirkuit-sirkuit lain yang masuk dalam kalender Formula Renault 3.5, Silverstone adalah salah satu sirkuit yang cukup dikenal oleh Sean. Sean berhasil meraih podium pertamanya di Eropa  pada Kejuaraan British Formula 3 tahun 2013 di sirkuit ini, selain itu Sean juga telah berlaga di Silverstone dua kali saat mengikuti Kejuaraan FIA Formula 3 Eropa.

 Silverstone mendapatkan kehormatan menjadi tuan rumah balapan pertama  Kejuaraan Dunia Formula 1 pada tahun 1950, dimana saat itu Silverstone memiliki lintasan yang dibatasi oleh jerami dan drum oli. Walaupun telah menjalani berbagai modifikasi setelah itu, Silverstone tetap mempertahankan karakter sirkuit berkecepatan tinggi, dan merupakan salah satu sirkuit favorit bagi para pebalap.

 Sean merupakan pendatang baru di Formula Renault 3.5, tetapi ia seharusnya tidak terlalu memiliki kerugian di Silverstone karena sirkuit ini tidak masuk dalam kalender balap Formula Renault 3.5 sejak tahun 2012, saat mendiang Jules Bianchi dan bekas test driver tim Mercedes Formula 1, Sam Bird, menjadi juaranya. Tidak ada satupun pebalap Formula Renault 3.5 saat ini yang pernah berlaga di Silverstone, walaupun sama seperti Sean, mereka semua memiliki pengalaman di Silverstone melalui balapan di kejuaraan yang berbeda.

 Hasil baik atau penampilan yang apik sangatlah penting untuk Sean karena Silverstone merupakan awal dari akhir musim yang sangat sibuk, dimana akhir pekan setelah Silverstone, para pebalap akan bertarung di Nurburgring, dua minggu berikutnya di Le Mans, dan terakhir di Jerez pada bulan Oktober.

  “Sangatlah penting untuk mendapatkan ritme membalap saya di Silverstone secepat mungkin,” kata Sean, “terutama setelah baru-baru ini saya membalap di GP2. Saya menyukai lintasan di Silverstone yang juga memiliki tradisi panjang dalam balapan – ini adalah tempat dimana semua pebalap ingin melakukan yang terbaik, karena kami sangat menikmati balapan di sini. Saya mendapatkan poin pertama saya di Monaco pada bulan Mei dan saya merasa bahwa di akhir pekan ini saya memiliki kesempatan untuk mendapatkannya kembali. Saya sudah tidak sabar untuk melakukannya!”

 Untuk informasi lebih lanjut mengenai sepak terjang Sean Gelael di ajang World Series by Renault, GP2 dan Formula 3 serta update-update lainnya dari Sean, silahkan follow akun Twitter resmi Sean Gelael di @IDSeanGP dan fan page Facebook resmi Sean Gelael di  https://www.facebook.com/IDSeanGP serta www.sean-gelael.com

 Tentang Sean Gelael:

Muhammad Sean Gelael lahir di Jakarta pada 1 November 1996. Bakat membalap diwarisi dari sang ayah, Ricardo Gelael, yang menjadi pereli nasional pada tahun 1980-an. Di usia 11 tahun, Sean mendapat penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (Muri) sebagai navigator reli termuda. Setahun kemudian, Sean menjuarai reli nasional saat menjadi navigator pereli Inggris David Maslan dan pereli Australia Cody Crocker. Barulah pada tahun 2009 dan 2010, ia memenangi Kejuaraan Nasional Reli sebagai pebalap utama.

 Petualangan Sean di ajang karting dimulai pada tahun 2010. Kala itu, ia langsung menjuarai Kejuaraan Gokar Asia sebagai pebalap termuda. Prestasi itu diulangi Sean setahun berselang dalam Kejuaraan Gokar Asia di Sirkuit Sentul. Pebalap yang juga piawai melantunkan lagu hip-hop itu lalu memutuskan untuk terjun ke ajang single seater Formula Pilota Asia setahun kemudian. Di musim perdananya, Sean menempati peringkat kedua pebalap Asia dan peringkat empat dalam klasemen akhir pebalap.

 Sukses di tingkat Asia menjadi modal Sean untuk melangkah ke panggung balap formula di Eropa. Di Benua Biru, pebalap setinggi 1,88 meter itu mengikuti dua ajang sekaligus, yakni Formula 3 Eropa dan beberapa seri Formula 3 Inggris. Di ajang F3 Inggris, ia berhasil tiga kali naik podium, yang terdiri dari sekali sebagai runner up dan dua kali di peringkat ketiga. Ia pun tercatat sebagai pebalap termuda yang pernah naik podium F3 Inggris di usia 16 tahun 6 bulan 25 hari.

 Tahun lalu, pada musim keduanya berkiprah di F3 Eropa bersama tim Jagonya Ayam with Carlin, Sean mengoleksi 25 poin dari hasil sembilan kali finis di posisi 10 besar. Di akhir musim, ia menempati peringkat ke-18 dari 28 pebalap. Tahun ini, Sean mengikuti Formula Renault 3.5 World Series, ajang yang berada setingkat di bawah Formula 1.

 Di pertengahan musim, Sean memutuskan untuk mengikuti lima seri balapan GP2, yakni seri Hongaria, Belgia, Rusia, Bahrain, dan Abu Dhabi. Tujuannya ialah untuk belajar dan beradaptasi sebelum tampil penuh di ajang GP2 musim depan. RED-MB