Bandung (Metrobali.com)-

Ketua Umum DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suryadharma Ali menyatakan, tidak mustahil akan terjadi “chaos” atau kekacauan jika jadwal pemilihan umum (Pemilu) dimundurkan dari jadwal yang sudah ditetapkan.

Jadwal Pemilu tidak boleh berubah, misalnya sebagai akibat dari belum beresnya Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang harus diselesaikan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU), kata SDA, sapaan Suryadharma Ali, kepada pers di Bandung, Jumat (15/11) malam.

Pemilihan anggota DPR,DPD,DPRD dijadwalkan berlangsung 9 April 2014 sedangkan pemilihan presiden dan wakil presiden 9 Juli tahun 2014.

Pemilu adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 yang bertujuan untuk memilih presiden, gubernur dan bupati-wali kota serta para wakil-wakil rakyat yang akan duduk dalam DPR, MPR, DPD, DPRD I dan DPRD II. Termasuk memilih presiden dan wakil presiden pada 2014.

Jika Pemilu dimundurkan bakal terjadi “chaos”. Jika ada pihak berkeinginan memundurkan Pemilu atau mengubah jadwal yang sudah ditetapkan, menurut SDA, bakan menimbulkan problematik konstitusi. Untuk itu persoalan klasik, yang setiap menjelang Pemilu mencuat persiaalan DPT hendaknya dapat diselesaikan dengan baik.

Ketua Umum DPP PPP itu melihat sampai saat ini proses menuju Pemilu 2014 sudah memasuki tahapan yang membutuhkan perhatian ekstra. Khususnya terkait dengan lambatnya penetapan DPT. Namun ia yakin masalah ini jika diseriusi dengan baik akan selesai juga.

Setiap partai pada Pemilu 2014 itu, kata SDA, memiliki peluang untuk merebut suara terbanyak. PPP sendiri saat ini, dari hasil survei, posisi elektabiliasnya sudah 4,5 persen. Hal ini menggembirakan jika dibanding pada 2008 – 2009 yang mencapai 2,1 persen. Padahal partai-partai agama disebut melalui survei tak bisa mendulang suara terbanyak hanya karena berpegang pada asas agama, seperti PPP yang berasaskan Islam.

Azas Islam Untuk meraih suara banyak, partai bersangkutan disarankan untuk menanggalkan azas Islam.

“Ini saya tidak percaya, dan saya tidak terpengaruh dengan pikiran semacam itu,” ia menjelaskan.

Ada yang mengangkat persepsi bahwa partai agama seperti PPP dan lainnya, jika menang akan mengganti ideilogi negara Pancasila. Islam diidentikkan sebagai dekat dengan kekerasan, intoleransi dan tidak bisa berdemokrasi. Pandangan seperti itu jelas salah, karena PPP yang berasaskan Islam itu pun bisa berpartisipasi dan berkontrubusi menyejahterakan rakyat. Bisa hidup di tengah masyarakat yang majemuk.

Capres Terkait dengan pencalonan dirinya sebagai bakal presiden, SDA kembali menegaskan, sampai saat itu belum bisa disampaikan. Memang banyak ulama dan tokoh agama memintanya untuk segera mengumumkan diri sebagai calon presiden.

Alasan ulama beragam. Mereka menyebut, mulai dari orang yang tidak menjadi ketua partai atau tak memiliki partai saja berani mencalonkan diri, mengapa sebagai Ketua Umum PPP tak berani mengumumkan diri sebagai presiden mendatang.

Menurut SDA, persoalan ini harus disikapi hati-hati. Ada alasan tersendiri, yaitu dirinya ingin fokus menyelesaikan tugas besarnya di Kementerian Agama, mulai dari penyelenggaraan haji 2013 yang akan berakhir pada 18 November.

Juga ingin menguatkan kerukunan antarumat di Tanah Air dan menyelesaikan rancangan undang-undang (RUU) jaminan produk halal yang kini masih dibahas di DPR RI. AN-MB