Denpasar (Metrobali.com)-

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berharap sistem irigasi subak di Bali dapat keluar sebagai warisan budaya dunia. Hal itu ditegaskan Yudhoyono saat memberi sambutan pembukaan Pesta Kesenian bali (PKB) ke-34 di Taman Budaya Art Center, Denpasar, Minggu malam 10 Juni 2012.

Menurutnya, seluruh rakyat Indonesia patut berbangga atas masuknya subak dalam daftar warisan budaya dunia itu. Budaya subak, kata Yudhoyono, merupakan perwujudan dari filosofi masyarakat Bali yakni, Tri Hita Karana.

Tri Hita Karana sendiri merupakan hubungan harmoni antara manusia dengan manusia, manusia dengan alam dan manusia dengan Tuhan. “Pengukuhan subak menjadi warisan budaya dunia akan dilaksanakan bulan Juni mendatang oleh Bidang Warisan Dunia UNESCO di Rusia,” tuturnya.

Menurutnya, keberhasilan itu mengikuti keberhasilan-keberhasilan lain yang telah ditoreh Indonesia di masa lalu. Yudhoyono berharap perjuangan itu akan dapat membuahkan hasil gemilang.

“Sebagaimana keberhasilan kita di masa lalu, maka saya berharap perjuangan kita untuk ini akan membuahkan hasil,” harapnya.

Sistem irigasi yang telah turun temurun di Pulau Dewata telah ditetapkan oleh UNESCO sebagai warisan budaya dunia. Butuh waktu 12 tahun hingga akhirnya subak ditetapkan sebagai warisan budaya dunia. BOB-MB