Jembrana (Metrobali.com)-

Jumlah kumulatif kasus positif Covid-19 di Kabupaten Jembrana sampai Senin (6/7) sekitar pukul 14.00 Wita menjadi 43 kasus dari sebelumnya 42 kasus.

Pasien positif Covid-19 yang dicatatkan sebagai kasus ke-43 ini dari informasi seorang pejabat dari salah satu lembaga penegak hukum. Ia kini dirawat di ruang isolasi RSU Negara.

Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jembrana, dr. I Gusti Agung Putu Arisantha dalam keterangan persnya mengatakan, penambahan satu kasus positif Covid-19 ini seorang warga asal Desa Yehembang, Kecamatan Mendoyo. Ia dinyatakan positif dari hasil swab, yang mana sebelumnya reaktif hasil rapid test.

“Pasien ini sudah menjalani perawatan di RSU Negara. Proses tracking rapid test juga sudah kita lakukan,baik kepada keluarga dan rekan kantornya” terang Arisantha, Senin (6/7).

Dengan penambahan satu kasus ini kata Arisantha, total kumulatif kasus pasien positif Covid-19 di Jembrana kini berjumlah 43 orang. Dari jumlah ini, total kumulatif pasien positif Covid-19 yang sudah dinyatakan sembuh sebanyak 32 orang.

“Jadi, pasien positif (Covid-19) yang masih dirawat di ruang isolasi RSU Negara ada 11 orang” ungkap Arisantha.

Kesebelas pasien yang masih dirawat di RSU Negara masing-masing 1 orang dari Desa Berangbang, 5 orang dari Desa Kaliakah (tiga orang diantaranya satu keluarga), 1 orang dari Desa Yehembang Kauh, 1 orang dari Desa Yeh Sumbul, 1 orang dari Desa Dangin Tukadaya, 1 orang dari Desa Candikusuma dan 1 orang dari Desa Yehembang.

Terkait rapid test susulan terhadap 238 warga Banjar Munduk, Desa Kaliakah yang menjalani karantina wilayah kata dia, hanya 12 orang saja yang datang untuk melakukan rapid test. Hasil dari rapid test itu, semuanya dinyatakan non reaktif.

“Sisanya yang belum ada 226 orang. Ini yang masih kami koordinasikan dengan Perbekel. Pastinya ada berapa orang yang ada disana (Banjar Munduk)” jelasnya.

Memang ada warga yang tinggal di luar Jembrana, bahkan di Kalimantan. Untuk memastikannya surveilans masih melakukan penelusuran, termasuk jemput bola bila ada warga lansia dengan keterbatasannya tidak bisa hadir saat rapid test massal dilaksanakan.

Perluasan rapid test dari hasil tracking juga dilakukan terhadap 86 orang dari 93 orang yang tinggal di perbatasan Banjar Munduk, Desa Kaliakah dengan Desa Berangbang. Hasilnya semuanya non reaktif.

Selain itu, Arisantha yang juga Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit pada Dinas Kesehatan Jembrana menjelaskan terkait perkembangan penelusuran kontak oleh surveilans terhadap tracking seorang dokter terkonfimasi positif di Jembrana.

“Dokter yang berdomisili di Denpasar ini tercatat di data Gugus Tugas Denpasar. Ia sempat pulang ke Jembrana untuk menghadiri suatu acara” terang Arisantha.

Rapid test sudah dilakukan terhadap 15 orang yang sempat kontak jauh dan test swab terhadap 8 orang yang kontak dekat. “Untuk rapid test hasilnya non reaktif dan test swab hasilnya negatif” pungkasnya. (Komang Tole)