Mangupura (Metrobali.com)-

Perhatian Gubernur Bali Made Mangku Pastika kepada wong cilik sudah tidak diragukan lagi. Jaminan Kesehatan Bali Mandara (JKBM) merupakan salah satu wujud nyata perhatian Gubernur Mangku Pastika kepada rakyatnya. Memasuki tahun ke empat pelaksanaanya, program ini  menjadi primadona karena sangat membantu masyarakat dalam mendapat layanan kesehatan secara gratis. Dukungan akan keberlanjutan program ini terus mengalir dari masyarakat Bali. Untuk melihat langsung pelaksanaan program JKBM, secara mendadak Gubernur Mangku Pastika mengunjungi Puskesmas Kuta I, Kabupaten Badung dan RSUD Karangasem, Rabu (31/1).
Dalam kunjungannya di dua tempat ini, Gubernur banyak menerima apresiasi atas pelaksanaan JKBM. Tanpa canggung, sejumlah keluarga pasien di RSUD Karangasem langsung mendekati Gubernur dan menyampaikan apresiasi mereka. Nyoman Radi yang tengah menunggui sang kakak mengaku tak menyangka bisa bertemu Gubernur Mangku Pastika. “Biasanya saya hanya liat di TV,” ujarnya.

Selanjutnya, pria asal Dusun Moncong, Medaha Tengah Desa Tianyar tersebut mengucapkan terima kasih kepada Gubernur Mangku Pastika. Karena dengan memanfaatkan program JKBM, sang kakak yang dirawat akibat penyakit dalam tidak perlu memikirkan biaya rumah sakit. Selain program JKBM, Radi ternyata tahu banyak soal program Bali Mandara lainnya seperti Bedah Rumah dan Gerbangsadu. “Bagus sekali pak gub, lanjutkan,” ujarnya mantap. Alhasil, Radi yang mengaku hanya tamatan kejar paket B dihadiahi sebuah jam tangan oleh Gubernur Mangku Pastika.

Hal senada juga disampaikan I Ketut Sadra, seorang nelayan asal Desa Bunutan. Menurut Sadra, sang ibu yang menderita penyakit paru telah enam hari menjalani perawatan di RSUD Karangasem. “Tidak bayar pak, kami menggunakan program JKBM,” urainya. Mengingat program ini sangat membantu masyarakat kecil seperti dirinya, Sadra berharap agar JKBM bisa dilanjutkan dan ditingkatkan kualitas pelayanannya di masa mendatang.

Gubernur yang didampingi Kadis Kesehatan Provinsi Bali dr.Ketut Suarjaya dan Kepala UPT JKMB Ir. IGA Putri Mahadewi.bersyukur karena program yang dilaksanakannya tak sia-sia dan sangat dirasakan oleh masyarakat. Mengingat besarnya harapan masyarakat atas keberlangsungan program ini, Gubernur kembali mengingatkan seluruh jajarannya untuk mengawal dan melaksanakan JKBM dengan baik. “Pasien JKBM harus dilayani dengan baik, jangan sampai dipersulit,” tandasnya.

Bisa melayani dan membantu orang sakit, tambah Mangku Pastika, merupakan perbuatan yang sangat mulia. Dalam kesempatan itu dia juga kembali mengulas kalau sejatinya program ini bukan berarti tidak bayar. “Masyarakat memang gratis, tapi Pemprov yang bayar. Jasa tenaga medis juga tetap diperhitungkan,” tambahnya.

Program JKBM menurutnya merupakan bagian dari upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat Bali. “Dalam keadaan sehat, masyarakat akan bisa bekerja dengan lebih baik,” imbuhnya. Pemprov Bali akan all out dalam pembiayaan untuk menyukseskan program JKBM. “Jangan lagi ada yang bilang kendala biaya, tidak ada itu,” tandasnya.

 Tingkatkan Kapasitas Rumah Sakit

Meningkatnya jumlah pasien di sejumlah RSUD juga merupakan salah indikator suksesnya pelaksanaan program JKBM. Analisa yang cukup logis, masyarakat tak khawatir lagi dengan beban biaya sehingga mereka tak ragu untuk berobat ke Rumah Sakit. Dari data yang ada, kunjungan pasien JKBM mengalami peningkatan dalam tiga tahun pelaksanaannya. Pada tahun 2010, kunjungan pasien JKBM tercatat sebanyak 1.238.090, 2011 sebanyak 1.481.767 dan pada tahun 2012 pasien yang menggunakan program ini mencapai 1.920.123.

RSUD Karangasem juga mengalami peningkatan kunjungan jumlah pasien sejalan dengan pemberlakuan program JKBM. Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur RSUD Karangasem dr.Wayan Suardana yang menerima kunjungan Gubernur Mangku Pastika. “Masyarakat tak ragu lagi untuk ke rumah sakit karena sudah ada program JKBM,” imbuhnya. Alhasil, rumah sakit yang hanya punya 126 ruang rawat inap itu belakangan selalu penuh bahkan overload pada saat-saat tertentu.

Menurut  dr.Suardana, Sal Mawar yang merawat pasien penyakit dalam, beberapa hari terakhir mengalami overload. Sal tersebut hanya berkapasitas 22 kamar, namun pasien yang dirawat mencapai 47 orang. Karenanya, sebagian pasien terpaksa dirawat di lorong rumah sakit. Untuk peningkatan kapasitas RSUD Karangasem, pihaknya saat ini tengah membangun gedung rawat inap yang berkapasitas 68 kamar. “Hal ini sejalan dengan target kita meningkatkan status RSUD Karangasem dari tipe C menjadi tipe B,” imbuhnya. Suardana juga berharap perhatian Pemprov Bali untuk mendukung peningkatan kapasitas RSUD tersebut.

Gubernur Mangku Pastika memberi atensi atas kondisi RSUD Karangasem. Menurutnya, sebagai satu-satunya rumah sakit di ujung timur Bali, RSUD Karangasem perlu diperluas dan ditingkatkan kapasitasnya agar bisa meningkatkan kualitas layanan. “Ini proposalnya sudah saya terima dan pasti akan kita bantu,” imbuhnya. SUT-MB