Foto: Acara1st Indonesia Innovation Series (HM Sampoerna) di Auditorium Gedung Wisma Sabha Kantor Gubernur Bali, Senin (28/8/2019).

Denpasar (Metrobali.com)-

PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna), perusahaan tembakau terkemuka di Indonesia meningkatkan sinergi dari berbagai pihak, termasuk industri, untuk mewujudkan peran nyata penerapan teknologi dan inovasi dalam mendukung inovasi industri kreatif 4.0.

“Kami dukung inovasi industri kreatif 4.0. Hal ini tentunya akan memberikan dampak ekonomi yang positif bagi kesejahteraan masyarakat,” kata Manager Regulatory Affairs Reduced Risk Products  Sampoerna, Tias Gatra Annisaa.

Hal ini diungkapkan Tias di sela-sela acara1st Indonesia Innovation Series HM Sampoerna di Auditorium Gedung Wisma Sabha Kantor Gubernur Bali, Senin (28/8/2019). Acara ini mengangkat tema “Empowering Innovation, Creativity, and Upskilling Talent for National Development.”

Selain pengembangan sumber daya manusia, Sampoerna juga mendorong pengembangan inovasi produk. Menurut Tias, industri tembakau secara global mengalami perubahan, baik dari sisi produk maupun selera konsumen.

Terkait hal itu, Philip Morris International, afiliasi dari Sampoerna, telah melakukan transformasi pada industri tembakau melalui inovasi produk bebas asap, seperti produk tembakau yang dipanaskan.

Dengan bertumbuhnya tantangan di era industri 4.0, Sampoerna percaya bahwa peningkatan kualitas UKM melalui kontribusi teknologi adalah hal yang krusial.

“Oleh karena itu, kami berharap agar terbentuk sinergi antara Sampoerna dan para pemangku kepentingan, khususnya di Bali, dalam menciptakan ekosistem yang memberikan akses kepada masyarakat atas inovasi produk bebas asap, seperti produk tembakau yang dipanaskan ini,” ucap Tias.

Dorong Riset Lewat Laboratorium STS

Saat ini, Sampoerna memiliki Laboratorium Scientific Technical Services (STS) yang terletak di Pasuruan, Jawa Timur. Laboratorium ini merupakan satu dari empat laboratorium super yang dimiliki PMI di seluruh dunia.

Di sini, STS melakukan penelitian dan pengujian terhadap produk tembakau konvensional dan produk bebas asap. STS memiliki 65 ilmuwan, insinyur, dan teknisi lokal dari berbagai bidang ilmiah, termasuk kimia, teknik kimia, biokimia, serta teknik listrik.

“Kami secara aktif mendorong riset dan meningkatkan inovasi teknologi yang akan membuat industri tembakau semakin bertumbuh, terutama bagi pengembangan produk tembakau alternatif, seperti produk bebas asap di Indonesia,” ungkap Tias.

Langkah yang dilakukan Sampoerna juga sejalan dengan visi-misi Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi yang menginginkan adanya peran serta dari swasta dalam pengembangan riset dan inovasi teknologi di Indonesia.

Dengan segala program dan pengembangan bisnis berbasis sains dan teknologi yang sudah dijalankan selama ini, Tias optimistis Sampoerna dapat berpartisipasi dalam mewujudkan visi pemerintah.

Tentang PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna)

Didirikan pada tahun 1913, Sampoerna – yang merupakan anak perusahaan dari PT Philip Morris Indonesia dan afiliasi dari Philip Morris International Inc. – adalah perusahaan tembakau terkemuka di Indonesia, dengan kegiatan utama berfokus pada produksi dan penjualan rokok kretek.

Sampoerna memproduksi sejumlah merek rokok kretek yang terkenal seperti Sampoerna A, Raja Kretek legendaris Dji Sam Soe, Sampoerna U, dan Sampoerna Kretek. Sampoerna juga mendistribusikan merek rokok Marlboro di seluruh Indonesia melalui perjanjian distribusi dengan PT Philip Morris Indonesia.

Sampoerna mengoperasikan tujuh pabrik di Pulau Jawa dan bekerja sama dengan 38 Mitra Produksi Sigaret, dengan total tenaga kerja – langsung maupun tidak langsung – sekitar 65 ribu orang karyawan, yang sebagian besar bekerja di lini produksi Sigaret Kretek Tangan. Sampoerna mendistribusikan produknya melalui 114 kantor area penjualan dan distribusi di seluruh Indonesia.

Sampoerna merupakan salah satu emiten berkapitalisasi pasar terbesar di Bursa Efek Indonesia. Saham Sampoerna diperdagangkan dengan kode saham “HMSP.” (dan)