Ket foto : Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Kota Denpasar 1B Gede Sidharta

 

Denpasar,  (Metrobali.com)

Wacana dibukanya penerbangan internasional menjadi angin segar bagi geliat pariwisata di Bali. Tak ayal banyak pihak menantikan kabar baik ini. Namun demikian, diperlukan sebuah upaya berkelanjutan dan terintegrasi untuk mendukung pulihnya pariwisata di Bali yang bermuara pada bergeraknya perekonomian di Bali.

Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Kota Denpasar 1B Gede Sidharta pada Minggu (22/11) mengingatkan bahwa pentingnya konsistensi penerapan standar protokol kesehatan CHSE atau Cleanliness (Kebersihan), Health (Kesehatan), Safety (Keamanan), dan Environment (Ramah lingkungan). Hal tersebut merupakan sebuah upaya untuk meyakinkan wisatawan agar memilih Bali khususnya Denpasar sebagai salah satu tujuan utama wisata di Bali.

“Semua harus konsisten, baik dari pelaku pariwisata, pemerintah sebagai pemegang kebijakan dan masyarakat, ” kata Gusde Sidharta.

Gusde berharap, langkah pemerintah untuk terus mengoptimalkan strategi 3T, yakni tracing (penelusuran), testing (pengujian), dan treatment (perawatan) dalam memerangi Covid- 19 terus dilaksanakan secara berkelanjutan. Pun demikian perlu juga diingat bahwa jurus 3T sama sekali tidak membantu apabila warga masyarakat kurang mematuhi kaidah saat memasuki situasi adaptasi normal baru. Dimana,  adaptasi kebiasaan baru memberikan penekanan pada tiga hal penting, yakni memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan alias 3 M.

Karenanya, pihaknya telah mendorong agar Tes Swab lebih masif untuk membantu mendukung data rencana membuka penerbangan internasional. Data yang memperkuat keamanan dari Covid-19 dapat diterima secara internasional.

Tentunya langkah tersebut diharapkan meyakinan wisatawan datang kembali ke Bali, khususnya Kota Denpasar. Selain upaya untuk memastikan bahwa berwisata di Bali aman dari penularan Covid-19, upaya pembenahan dan penataan akomodasi pariwisata dan destinasi juga harus dioptimalkan. Hal ini lantaran langkah tersebut merupakan salah satu upaya dalam menjaga keberlanjutan kepariwisataan di Bali secara umum dan Kota Denpasar khususnya.

“Meskipun kondisi tidak mudah dari akibat pandemi, perbaikan harus tetap dilakukan,” tutupnya. (HumasDps).