Keterangan foto: Tokoh muda Klungkung I Putu Agus Putra Sumardana yang juga caleg DPRD Bali dari Partai Hanura dapil Klungkung nomor urut 2/MB

Klungkung (Metrobali.com) –

Tokoh muda Klungkung I Putu Agus Putra Sumardana yang juga caleg DPRD Bali dari Partai Hanura dapil Klungkung nomor urut 2 menyoroti banyak jalan di Nusa Penida, Klungkung yang rusak parah dan belum mendapatkan penanganan serius.

Terlebih jalan yang rusak berat ini banyak terjadi pada jalan menuju destinasi atau objek wisata di pulau yang disebut-sebut sebagai telur emasnya Bali ini. Ironisnya lagi banyak dari jalan rusak yang menuju objek wisata ini diketahui tanpa status atau nonstatus. Artinya bukan termasuk jalan kabupaten maupun jalan provinsi sehingga terkesan diabaikan dan tak dapat perbaikan.

“Kok bisa jalan menuju objek wisata Nusa Penida rusak parah dan tanpa status lagi. Lalu siapa yang bertanggung jawab memperbaiki? Apa rakyat sendirian yang disuruh ngaspal. Ini tentu tidak benar,” kritik Agus Putra Sumardana ditemui di sela-sela simakrama bersama warga Klungkung, Kamis (14/3/2019).

Berdasarkan data Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Kawasan Pemukiman (PU-PRKP) Klungkung tercatat ada sekitar 453.804 meter panjang jalan berstatus jalan kabupaten di Kabupaten Klungkung di tahun 2018.

Dari panjang jalan tersebut, ada sekitar 321.678 meter dalam kondisi baik dan 44.553 meter dalam kondisi rusak berat.  Sementara sisanya dalam kondisi sedang dan rusak ringan. Direncanakan sepanjang 45 kilometer jalan berstatus jalan kabupaten akan diperbaiki pada tahun anggaran 2019 ini.

Rinciannya jalan di Kecamatan Banjarangkan sekitar 80.570 meter dengan kondisi baik 57.525 meter dan kondisi rusak berat sekitar 2.005 meter.  Kecamatan Klungkung memiliki panjang jalan 78.517 meter dengan kondisi baik sekitar 59.964 meter dan rusak berat 1.613 meter.

Lalu Kecamatan Dawan memiliki panjang jalan 65.710 meter dengan kondisi baik 52.277 meter dan rusak berat sekitar 3.150 meter.  Kecamatan Nusa Penida yang memiliki panjang jalan terpanjang dibandingkan kecamatan lainnya sekitar 229.007 meter dengan kondisi baik sekitar 151.912 meter, sementara rusak berat sekitar 37.785 meter.

Dari sekitar 45 kilometer panjang jalan yang rencananya diperbaiki di tahun 2019, tercatat sekitar 21 kilometer merupakan jalan di Kecamatan Nusa Penida. Namun rencana perbaikan jalan ini hanya untuk jalan yang berstatus jalan kabupaten. Sementara jalan nonstatus yang banyak terdapat di menuju objek wisata Nusa Penida tidak termasuk dalam rencana perbaikan itu.

Jalan Rusak, Lonceng Kematian Pariwisata Nusa Penida


Menyikapi kondisi ini Agus Putra Sumardana menegaskan Pemda Klungkung jangan seperti tutup mata atas kondisi jalan rusak pada jalan nonstatus menuju objek wisata Nusa Penida ingin. Sebab rusaknya jalan ini dan jika tanpa penanganan maka akan menjadi permasalahan serius bagi pariwisata Nusa Penida.

Bahkan disebutkan jalan rusak menuju objek wisata ini selain merusak citra pariwisata Nusa Penida dan Klungkung pada umumnya juga bisa menjadi sinyal dan “lonceng kematian” pariwisata di kawasan ini. Padahal Nusa Penida adalah salah satu penyumbang jumlah wisatawan terbesar untuk Klungkung dan punya potensi paling besar untuk menjadi kawasan destinasi kelas dunia.

“Pariwisata Nusa Penida ibaratnya harta karun dan anugrah bagi Klungkung. Tapi kok tidak dijaga dan dirawat serta dikembangkan serius dan jalannya dibiarkan benyah latig. Bagaimana wisatawan mau datang kalau mencari objek wisata saja susah dan penuh perjuangan lewat jalan rusak,” kritik penasehat DPC Partai Hanura Kabupaten Klungkung itu.

Untuk itu pria asal Banjar Kaleran, Desa Bumbungan, Kecamatan Banjarangkan, Klungkung yang baru saja melepas masa lajang ini berharap ada solusi dari Pemkab Klungkung. Salah satunya memberikan kejelasan status bagi jalan nonstatus yang menuju ke objek wisata ini.

Dengan demikian perbaikan maupun pemeliharaan jalan ini bisa lebih optimal dan terencana dianggarkan oleh pemerintah daerah. Tidak perlu harus menunggu pengajuan proposal dari masyarakat lewat mekanisme dana Bantuan Keuangan Khusus (BKK).

“Jadi perbaikan jalan di Nusa Penida khususnya juga yang menuju ke objek wisata bisa diprioritaskan dianggarkan bukan dianaktirikan. Jangan juga warga dibuat susah lagi dengan harus ajukan proposal dulu baru antre untuk perbaikan,” tegas advokat muda yang juga Ketua LBH (Lembaga Bantuan Hukum) Pemuda Sejati itu.

Sebelumnya Pelaksana Tugas Kabid Bina Marga, Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Kawasan Pemukiman (PUPRKP) Klungkung, Ida Bagus Gede Eka Putra mengungkapkan di Nusa Penida ada jalan-jalan nonstatus yang kondisinya rusak berat dan merupakan akses ke sejumlah objek wisata terkenal di Nusa Penida.

“Untuk berapa panjang jalan nonstatus, kami tidak melakukan pencatatan terkait hal itu sehingga kami belum tahu berapa panjang jalan nonstatus yang ada di sana,” katanya sebagaimana dilansir Radar Bali.

Melihat sejumlah akses jalan menuju objek wisata di Nusa Penida merupakan jalan nonstatus, menurutnya Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Kawasan Pemukiman Klungkung telah berkoordinasi pihak desa agar dibuatkan proposal. “Sehingga nanti bisa dibantu melalui dana Bantuan Keuangan Khusus (BKK),” tandasnya.

Sementara jumlah anggaran yang akan digunakan untuk penanganan jalan di tahun 2019 itu sekitar Rp 31,8 miliar untuk di Nusa Penida dan Rp 21,3 miliar untuk di Klungkung daratan.

Pewarta: Widana Daud
Editor: Hana Sutiawati