Jakarta, (Metrobali.com) –

Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Rabu pagi, bergerak melemah sebesar 29 poin menjadi Rp12.790 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp12.761 per dolar AS.

Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta di Jakarta, Rabu, mengatakan bahwa mata uang rupiah masih bergerak relatif stabil menyusul aksi Bank Indonesia yang memangkas tingkat suku bunga acuan (BI rate) sebesar 25 basis poin menjadi 7,5 persen.

“Walaupun tekanan penguatan dolar masih terasa di Asia, namun masih dalam kisaran yang stabil,” katanya.

Ia menambahkan bahwa pada Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) pada Selasa (17/2) kemarin, BI tidak menyebutkan sama sekali kewaspadaan terhadap kebijakan pengetatan likuiditas oleh bank sentral AS (the Fed).

“BI justru optimistis kebijakan pelonggaran likuiditas oleh bank sentral Eropa (ECB) akan memberikan dampak positif untuk perekonomian Indonesia. Kami juga memperkirakan BI akan kembali memangkas BI rate pada tahun ini,” katanya.

Pengamat Pasar Uang Bank Himpunan Saudara, Rully Nova menambahkan bahwa kebijakan Bank Indonesia yang menurunkan BI rate dapat mendorong konsumsi di dalam negeri meningkat sehingga dapat menopang perekonomian Indonesia yang pada gilirannya akan membuat rupiah terangkat terhadap dolar AS.

“Ke depan, ruang penguatan rupiah masih terbuka lebar seiring dengan ekspektasi perekonomian domestik yang masih kuat,” katanya.

Meski BI rate turun, menurut dia, tidak memudarkan minat investor asing untuk tetap masuk ke Indonesia karena imbal hasil investasi yang ditawarkan masih cukup kompetitif dengan negara tetangga di kawasan ASEAN.

“Mungkin dalam jangka pendek akan ada penyesuaian dari investor asing, tetapi akan kembali normal dengan kecenderungan peningkatan ‘capital inflow’,” katanya.

(Ant) –