Jakarta (metrobali.com) –

Mata uang rupiah pada Jumat sore kembali berada di area positif atau menguat menjadi Rp11.108 per dolar AS setelah sinyal Bank Sentral AS (the Fed) menunda pengurangan stimulus keuangannya.

Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat sore menguat nilainya sebesar 42 poin menjadi Rp11.108 dibanding sebelumnya di posisi Rp11.150 per dolar AS.

“Dolar AS cenderung mengalami penurunan terhadap mata uang dunia, termasuk kepada rupiah seiring pejabat the Fed sinyalkan penundaan pengurangan stimulus keuangannya menyusul kondisi ekonomi AS yang masih dalam perbaikan,” kata Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra di Jakarta, Jumat.

Ariston Tjendra mengemukakan ada pemulihan pada aset beresiko dan itu terlihat dengan banyaknya arus masuk dan menjauhi dolar AS.

Ia menambahkan perekonomian China yang mengalami pertumbuhan juga menjadi salah satu pendorong mata uang di kawasan Asia berada dalam area positif.

Secara terpisah, Menteri Keuangan Chatib Basri mengemukakan tumbuhnya perekonomian China akan berdampak pada meningkatnya permintaan ekspor Indonesia sehingga nantinya akan memperkuat neraca transaksi berjalan.

“Ekspor Indonesia akan meningkat dan defisit neraca transaksi berjalan dapat di bawah 4,4 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) pada akhir 2013 ini,” kata Chatib Basri.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada hari Jumat tercatat mata uang rupiah menguat menjadi Rp11.308 dibanding sebelumnya (17/10) di posisi Rp11.351 per dolar AS. (Ant)