Jakarta,  (Metrobali.com) –

Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat sore melemah sebesar 80 poin menjadi Rp11.610 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp11.530 per dolar AS.

“Data sektor perumahan dan aktivitas pabrik di AS mendorong imbal hasil obligasi naik. Kondisi itu memberikan alasan bagi investor untuk membeli dolar AS,” kata Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Jumat.

Ia mengemukakan bahwa tingkat penjualan perumahan di AS pada bulan April dan suplai properti menyentuh level tertinggi selama dua tahun terakhir.

Ia menambahkan bahwa penguatan dolar AS juga dipicu dari pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) yang mengindikasikan untuk melakukan normalisasi kebijakan suku bunga.

“Meningkatnya suku bunga AS akan menarik minak investor untuk masuk ke Amerika Serkat,” katanya.

Selain itu, lanjut dia, data tenaga kerja AS “Continuing Claims” juga memberikan sentimen positif untuk dolar AS. Data “Continuing Claims” merupakan data yang menghitung jumlah penerima tunjangan pengangguran setiap minggu yang sebelumnya sudah pernah menerima tunjangan pengangguran.

Sementara itu kurs tengah Bank Indonesia pada hari Jumat ini (23/5), tercatat mata uang rupiah bergerak melemah menjadi Rp11.560 dibandigkan posisi sebelumnya Rp11.515 per dolar AS.

(Ant) –