Jenazah ABK ilustrasi

Denpasar (Metrobali.com)-

Instalasi Forensik Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah, Denpasar, menerima dua jenazah anak buah kapal yang tenggelam setelah kapal nelayan yang dibawanya terbakar di sekitar perairan Maluku.

Kemudian kedua korban dibawa ke Pelabuhan Benoa, Denpasar, untuk dirujuk ke RSUP Sanglah.

“Jenazah tiba Senin (2/6) pagi. Kemudian jenazah sudah dilakukan pemeriksaan luar,” kata Kepala Instalasi Forensik RSUP Sanglah, dr Dudut Rustyadi, di Denpasar, Selasa (3/6).

Ia mengungkapkan bahwa dari hasil pemeriksaan ditemukan luka memar pada telinga dan leher bagian kiri Andi Supriadi (33) akibat terombang-ambing di tengah laut selama delapan hari sehingga menyebabkan korban meninggal dunia.

Sementara pada jenazah Suherman (42) ditemukan luka-luka lecet pada pergelangan tangan bagian kiri yang menyebabkan korban meniggal dunia.

“Saat ini jenazah masih dititipkan di ruang jenazah, sedangkan untuk autopsi belum ada permintaan dari pihak kepolisian maupun keluarga,” ujarnya.

Andi Supriadi yang berasal dari Indramayu dan Suherman asal Cirebon, Jawa Barat, tersebut meninggal akibat kapal pencari ikan yang membawa 30 ABK tersebut mengalami kebakaran dan menghasuskan sebagian kapal.

KM Bandar Nelayan berlayar pada 25 Mei 2014 dan mengalami kebakaran hebat di perairan Maluku tepatnya pada posisi LS 08.32.00-BT 131.53.00 saat mencari ikan.

Seketika itu juga 30 ABK memutuskan untuk terjun ke laut. Namun, dua korban yang tidak bisa berenang akhirnya tenggelam dan meninggal.

Kemudian korban selama delapan hari terombang-ambing di laut dan ditemukan oleh KM Bandar Nelayan dan dibawa ke Pelabuhan Benoa untuk divisum di RSUP Sanglah.

“Saat ini jenazah masih dititipkan di ruang jenazah RSUP Sanglah,” ujarnya. AN-MB