Roma (Metrobali.com)

Pelatih Rudi Garcia telah mengubah AS Roma dari kemelut musim lalu, menjadi salah satu tim terkuat di Liga Italia, meski semua perubahan jelas tidak akan sama tanpa Francesco Totti di tim.

Angka-angka memperlihatkan hal itu.

Ketika pemain 37 tahun itu bermain, Roma memenangi tujuh pertandingan liga mereka musim ini, mencetak 20 gol dengan rata-rata hampir tiga gol per pertandingan. Sejak ia mengalami cedera paha, enam pertandingan terakhir mereka hanya menghasilkan tiga kemenangan, tiga kali imbang, dan hanya mencatatkan enam gol.

Totti yang hanya pernah membela satu klub, yang harus ditarik keluar lapangan pada babak pertama ketika timnya menang 2-0 atas Napoli pada 18 Oktober, sedang menjalani musim ke-22nya di Roma dan belum memperlihatkan tanda-tanda akan berhenti.

Bermain di belakang para penyerang, kemampuannya untuk menemukan ruang, menghasilkan umpan-umpan membelah pertahanan atau melepaskan tembakan jarak jauh membuat dirinya masih memiliki peran penting di tim.

“Roma merupakan tim yang sangat kuat dan sang kapten jelas-jelas membuat perbedaan, menemukan jawaban-jawaban yang tidak ada di sistem atau model taktik yang dapat diberikan kepada Anda,” tulis kolomnis Alessandro Vocalelli di La Republicca.

“Totti merupakan sosok yang menginspirasi, menjadi penemu, dan menyimpulkan. Musiknya berbeda ketika ia ada di sekitar, sebab Totti merupakan musik khas Roma.” Pria rendah hati Disebut oleh Garcia sebagai “pria rendah hati seperti semua pemain hebat lainnya,” Totti, yang mencetak tiga gol dan memberi delapan assist sebelum pertandingan melawan Napoli, diperkirakan belum akan kembali setidaknya sampai dua pekan lagi.

Pada rentang waktu itu, Garcia akan berharap Gervinho dan Miralem Pjanic dapat memberikan inspirasi saat Totti absen.

Pria Prancis ini terlihat telah beradaptasi dengan baik di Liga Italia, namun pekan ini ia mengakui dirinya terkejut dengan perhatian media di Italia.

“Setelah pertandingan, saya memerlukan waktu satu jam untuk melakukan konferensi media dengan pers tertulis,” kata Garcia kepada surat kabar Prancis La Voix du Nord dalam wawancaranya.

“Saya harus menjawab pertanyaan-pertanyaan dari empat stasiun televisi, pada urutan yang tepat, dan satu radio. Apa yang hanya saya lakukan selama 15 menit di Lille berlangsung satu jam di sini.” Garcia telah menutup sesi-sesi latihan dari kehadiran penonton umum, bahkan mencegah stasiun televisi klub untuk merekam kegiatan latihan, sebagai upaya mengatasi tekanan.

“Saya harus menutup tirai-tirai,” ucapnya. “Itu adalah kebiasaan-kebiasaan lama yang buruk, namun semua orang dapat beradaptasi dengan cepat. Itu sangat diperlukan, maka kami dapat bekerja dan saya dapat melindungi grup.” Juventus memuncaki klasemen Roma bermain imbang pada tiga pertandingan terakhir mereka saat melawan tim-tim yang lebih lemah yakni Torino, Sassuolo, dan Cagliari, dan akan menghadapi tim papan tengah lainnya pada Minggu ketika mereka melawat ke markas Atalanta (14.00 GMT).

Hasil imbang tanpa gol saat menjamu Cagliari pada Senin membuat mereka tersingkir dari puncak klasemen untuk pertama kalinya pada musim ini, dan digantikan oleh juara bertahan Juventus yang unggul satu angka.

Juventus, yang memenangi lima pertandingan terakhirnya tanpa kemasukan gol sejak kalah 2-4 dari Fiorentina, akan menjamu Udinese pada Minggu (17.30).

“Hasil-hasil kami berkembang sepanjang satu setengah bulan terakhir, namun saya tidak berpikir penampilan mereka berbeda,” kata pelatih Antonio Conte.

“Ketika Anda mendapat tamparan di wajah seperti yang kami rasakan saat melawan Fiorentina, itu menghantam kebanggaan kami.” “Seperti yang selalu saya katakan, saya mempercayai tim karena saya memiliki sosok hebat dan bukan hanya pemain-pemain hebat, maka mereka tahu ketika sesuatu berlangsung keliru dan mengkritik penampilan mereka sendiri.” AC Milan, yang keluar dari fase krisis berkat kemenangan 3-0 atas Celtic di Liga Champions pada Selasa, dapat semakin melupakan masalah mereka dengan memenangi pertandingan melawan tim juru kunci Catania pada Minggu (11.30). (Ant/Reuters)