Denpasar (Metrobali.com)-

Prosesi ritual “Abhiseka Rupang” yakni ritual umat Buddha melakukan penempatan arca Buddha ke Vihara Dhammadana Baturiti, Kabupaten Tabanan dengan menggunakan kendaraan hias simbol burung Karavika.

Ketua Panitia I Pembangunan Vihara Dhammadana Baturiti, Sudiartha Indrajaya di Denpasar, Selasa (17/12) mengatakan prosesi “Abhiseka Rupang” di mulai dari Vihara Sakyamuni Denpasar, karena sementara waktu patung Buddha ditempatkan di vihara tersebut menunggu rampungnya pembangunan untuk penempatan arca itu.

“Arca Buddha itu dibuat di Thailand dengan bahan perunggu. Setibanya dari negeri Gajah Putih, patung Buddha sementara ditempatkan di Vihara Sakyamuni sebelum dilakukan prosesi pemindahan ke Vihara Dhammadana,” katanya.

Ia mengatakan proses pemindahan dengan kendaraan dihiasi burung Karavika itu cukup meriah. Karena dalam ajaran Budhha, Burung Karavika menurut kepercayaan Buddha dan mitos rakyat Myanmar adalah burung berbulu emas dan membawa permata.

“Pemilihan simbol burung Karavika amatlah tepat bagi kita, karena masyarakat sangat mendambakan kesejahteraan lahir dan bathin, semoga dengan dikumandangkannya dharma (kebenaran) maka masyarakat akan memiliki sifat kebajikan untuk umat dunia,” katanya.

Dikatakan ide untuk menggunakan kendaraan dihiasi simbol burung Karavika dalam proses “Abhiseka Rupang” tersebut adalah Erlina Kang Adiguna dan N. Setiabudi.

Setibanya di Baturiti, umat Buddha akan melakukan proses ritual dengan mengusung arca Buddha ke tempat yang telah ditentukan dan selanjutnya dilakukan pemujaan.

Sebagai ungkapan syukur atas suksesnya ritual itu juga dipentaskan tarian Rejang Dewa dan penampilan gamelan Bali yang dipercaya sebagai gong keramat bagi masyarakat Baturiti. AN-MB