imlekDenpasar (Metrobali.com)-
 
Pemerintah Indonesia melalui melalui Kementerian Pariwisata dan bekerjaan sama dengan Konsulat Jenderal (Konjen) RI, akan merayakan Hari Raya Imlek di 3 provinsi yakni Bali, NTB dan NTT. Diperkirakan sekitar 1000an tamu undangan warga Tiongkok akan hadir untuk merayakan hari raya Tahun baru Cina tersebut.
 
Sementara penyelenggara perayaan Imlek ini diserahkan ke DPP Asita dan didukung oleh DPD Asita Bali, Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, para pengurus Perhimpunan Etnis Tionghoa Indonesia di tiga provinsi yakni Bali, NTB, NTT, beserta pemerintah daerah dari tiga provinsi tersebut.
 
Wakil dari Kementerian Pariwisata yang juga adalah Ketua Sekolah Tinggi Pariwisata Negeri Bali Dewa Gede Nyoman Byomantara saat ditemui di Denpasar, Kamis malam (19/1) menjelaskan, perayaan Imlek kali ini adalah bentuk apresiasi dan simpanti Pemerintah Indonesia kepada para wisatawan asal Tiongkok pada umumnya yang saat perayaan Imlek tidak bisa pulang ke negaranya.
 
Sebagaimana di Indonesia saat Idul Fitri, masyarakat mudik, pulang ke kampung halamannya masing-masing, bertemua dengan sanak keluarga, demikian pun Imlek. Saat Imlek, warga Tiongkok seharusnya kembali ke negaranya masing-masing untuk bertemu dengan sanak keluarnya.
 
“Namun karena mereka sedang berada di Indonesia, maka Pemerintah Indonesia memiliki kewajiban untuk memberikan suasana Imlek kepada wisatawan Cinta yang saat itu sedang berada di Indonesia. Para wisatawan Cina itu jauh dari rumahnyan jauh dari keluarganya. Pemerintah Indonesia dengan dibantu penuh oleh Konjen RRT di Bali memfasilitasi agar para wisatawan Cina itu merasa merayakan Imlek seperti di rumahnya, seperti di negaranya,” ujarnya.
 
Menurutnya, tujuan dari perayaan Imlek secara nasional itu lebih daripada tujuan promosi.
 
“Dana yang digunakan untuk keseluruhan acara itu diambil dari dana promosi. Ini adalah promosi yang paling murah dengan dana yang sangat kecil, tetapi dampaknya sangat besar. Perayaan ini diyakini akan menjadi viral di negeri tirai bambu itu, menjadi bahan pembicaraan dari mulut ke mulut sehingga ke depannya akan mengundang banyak wisatawan untuk datang ke Indonesia dan Bali,” ujarnya.
 
Ia menegaskan, perayaan Imlek Nasional itu adalah tanggungjawab dua negara yakni Indonesia dan RRT. Pihak Indonesia diwakili oleh Kemenpar dan DPP Asita, sementara RRT diwakili dan difasilitasi oleh Konjen RRT.
 
Sementara Ketua Umum DPP Asita Asnawi Bahar menjelaskan, Asita kali dipercaya sebagai penyelenggara Imlek nasional khusus bagi wisatawan asal Cina yang sedang berada di Indonesia.
 
“Kali ini perayaan dilakukan di Bali, NTB, NTT. Kenapa demikian karena saat ini wisatawan Cina terbanyak berada di Bali,” ujarnya.
 
Tahun 2016 misalnya, ada 1,3 juta wisatawan asal Cina datang ke Indonesia. Kondisi ini naik 26,15 persen dibanding tahun 2015. Dari 1 juta lebih orang Cina yang datang ke Bali tersebut, lebih dari 9 ratus orang datang ke Bali. “Asita dilibatkan karena dalam perayaan Imlek itu, teman-teman Asita-lah yang membawa para wisatawan itu ke perayaan Imlek yang dirayakan di 3 provinsi tersebut,” ujarnya.
 
Di Bali misalnya, dalam dua hari perayaan yakni tanggal 27 d, 28 Januari, akan ada 1000 wisatawan Cina yang diajak. “Hari pertama 500 orang, hari kedua juga 500 orang. Sebenarnya bisa diajak lebih banyak, tetapi kapasitas tempat di Hotel Harris Sunset Road sangat terbatas sehingga akan diajak 500 orang per-satu event,” ujarnya.
 
Dalam Imlek kali ini, diperkirakan akan ada 10 ribu orang Cina akan datang ke Bali. Dalam acara Imlek nanti, ada ada pementasan kesenian di Hotel Harris dan dalam acara itu akan ada 500 orang dari Cina datang ke Bali.
 
Pentas kedua di Art Center atau Taman Budaya Bali yang merupakan kerjasama dengan INTI Bali. Selain di Bali, akan ada perayaan Imlek pada tanggal 11-12 Februari di NTB dan tanggal 15 Februari di Kupang NTT bekerja sama dengan paguyuban Tionghoa di NTT.
 
Konsulat Jenderal RRT Bali Hu Yinquan menjelaskan, pihaknya sudah memfasilitasi ratusan seniman dan artin dari RRT untuk mengisi pentas seni budaya di Bali, NTB dan NTT. Dalam berbagai acara tersebut, ada undangan rombongan kesenian dari Cina.
 
“Kami sudah berkomunikasi dengan ratusan seniman RRT untuk melakukan pentas seni di Bali saat Imlek,” ujarnya.
 
Untuk acara yang di Art Center Denpasar, akan ada pemberian makan orang tua, donor darah, pengobatan tradisional Cina dan pada sore harinya ada pementasan seni budaya yang merupakan perpaduan antara seniman Bali serta artis-artis nasional asal Tiongkok. Peserta yang ada adalah Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Provinsi Bali, para tokoh dan Bali semuanya. Acara tersebut diisi dengan tari pembukaan, pembicara dari Konjen, Menpar, pementasaan tari barongsai. SIA-MB