Mangupura (Metrobali.com)-
 Ribuan peserta dari masyarakat Badung mengikuti Ruwatan Massal Sapuhleger yang dipusatkan di Jaba Sisi Pura Lingga Bhuwana, Puspem Badung, Mangupraja Mandala  pada  Redite Wage Wuku Wayang, Minggu (14/7). Upacara yang diperuntukkan kepada yang lahir pada wuku wayang ini dipuput dua Sulinggih yakni Ida Pedanda Gde Ngurah Putra Keniten Geria Kediri Sangeh dan Ida Pedanda Gde Giri Santha Cita Griya Budha Jadi Kediri Tabanan.
Sementara sebagai dalang pengruwat yakni Ida Bagus Gede Mambal bersama delapan dalang lainnya. Upacara tersebut dihadiri Bupati Badung A. A. Gde Agung, Wakil Ketua DPRD Badung I Made Sunarta, Ketua PHDI Badung I Nyoman Sukada, Widya Sabha Badung, Majelis Madya Desa Pekraman Badung serta Bendesa Adat se-Badung.
Menurut Panitia Upacara I Nyoman Catra didampingi Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Badung Ida Bagus Anom Bhasma mengatakan, upacara pegruwatan sapuhleger ini merupakan yang kedua kalinya dilaksanakan Pemerintah Kabupaten Badung. Sebelumnya Ruwatan Sapuhleger yang pertama dilaksanakan pada tahun 2011 lalu dengan melibatkan 2.000  peserta dari krama Badung. Sementara Ruwatan Massal Sapuhleger kali ini diikuti sebanyak 1.400 peserta.
Menurutnya, dalam Ruwatan Sapuhleger ini para peserta tidak dipungut biaya alias gratis, karena seluruh biaya telah ditanggung oleh Pemkab Badung. “Digelarnya upacara Ruwatan Massal Sapuhleger ini salah satu tujuannya guna meringankan beban masyarakat yang kebetulan lahir pada wuku wayang. Peserta ruwatan hanya membawa dua buah pejati yang dihaturkan di Pura Lingga Bhuwana dan di tempat upacara,” jelasnya.
Sementara itu Bupati Badung Gde Agung menyampaikan bahwa, Ruwatan Sapuhleger ini merupakan program dari Pemkab Badung yang bertujuan untuk ngerastitiyang jagat Badung supaya masyarakat Badung mendapatkan kerahayuan dan kesutreptian jagat. Bupati mengatakan ruwatan ini sangat besar artinya bagi krama yang lahir pada wuku wayang.
Sesuai degan tatwa-tatwa agama Hindu atau yang sudah disurat kedalam lontar Aji Dharma Pedalangan, bahwasanya segala mala/leteh (kotor) yang ada didalam diri manusia agar dapat dilebur dengan melaksanakan upakara bebayuhan oton wayang sapuhleger berdasarkan bebantenan seperti tebasan kala malaradan, tebasan sapuh leger maupun upakara lainnya sesuai desa mawacara.
Tujuan dari ruwatan sapuhleger sesuai lontar Aji Dharma Pedalangan tersebut antara lain untuk nyapuh, menghilangkan mala (kotor) didalam diri masing-masing, siapa yang lahir pada wuku wayang diharuskan mebayuh oton. Selain itu setelah mampu melaksanakan bebayuhan oton dan pangruwatan sapuh leger sudah dipastikan orang yang maoton akan mendapatkan kedirgayusa dan kerahayuan di dunia ini. PUT-MB