Nusa Dua (Metrobali.com)-
Di sela pertemuan Bali Democracy Forum (BDF) V di Nusa Dua, Bali, Pemerintah Turki dan Indonesia menyempatkan diri bertemu membahas konflik yang berkecamuk di Rohingya, Myanmar. Pada pertemuan yang digelar di Hotel Westin, Perdana Menteri Turki, Recep Tayib Erdogan bertemu dengan Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Menurut Jusuf Kalla, Turki mengajak Indonesia untuk bekerjasama memecahkan masalah pascakonflik di Rohingya. “Ya, Pemerintah Turki melobi Indonesia karena Indonesia kan dianggapnya lebih dekat dan lebih paham. Turki meminta kepada Indonesia. Dan, memang kita harus begitu, harus membantu. Selama ini Negara Islam yang masuk Rohingya baru Turki dan Indonesia. Yang lain belum bisa masuk,” kata pria yang akrab disapa JK, Jumat 9 November 2012.
Kendati sudah bisa masuk ke Rohingya, namun tim Turki dan Indonesia tetap mengalami kendala. “Hambatannya karena masyarakat Buddha itu menganggap seakan-akan kita hanya mau membantu masyarakat muslim. Padahal sebenarnya kita akan bantu kedua-duanya. Nanti saya akan ke sana lagi menjelaskan bahwa ini bukan hanya membantu salah satu pihak saja tapi membantu kedua-duanya. Mengurai masalah,” tutur JK.
Menurut JK, bantuan urgen yang dibutuhkan masyarakat di sana adalah perumahan. “Perumahan itu sangat urgen,” kata JK. Untuk itu, Indonesia sendiri bertekad membantu kembali mendirikan pemukiman masyarakat Rohingya yang hancur akibat kerusuhan yang berkecamuk. “Soal teknisnya itu bisa dibuat di sini. Materialnya dibuat di sini kemudian langsung dikirim ke sana. Di mana yang ditentukan kita akan bangun nanti pada waktunya,” jelas JK.
Sementara itu JK menjelaskan, hingga kini tim dari PMI masih bertahan di Rohingya. Jumlahnya 10 orang. Soal bantuan yang sudah dikirim ke sana, menurut JK, di antaranya adlaah makanan dan shelter sementara. “Bantuan yang selama ini sudah berlangsung adalah makanan dan non makanan seperti shelter sementara,” imbuh JK.
JK melanjutkan, tim dari PMI juga ikut memperbaiki saluran dan sanitasi air. “Memperbaiki dan meningkatkan pasokan air di sana,” terangnya. “Rohingya sekarang ini masih menuai banyak masalah teknis dan kepemimpinan. Karena itu kita akan bertemu lagi. Bersama-sama memecahkan masalah,” tambah JK. BOB-MB