Kunjungan Kerja Gubernur Bali di Nusa penidaKlungkung (Metrobali.com)-

Setelah menerima laporan dari Bupati Klungkung Nyoman Suwirta tentang permasalahan air yang dihadapi warga di Nusa Penida, Gubernur Bali Made Mangku Pastika langsung turun ke lokasi.  Menurutnya banyak hal yang masih perlu dibenahi guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat Nusa Penida, dan terutama masalah penyaluran air bersih yang masih terkendala. Demikian terungkap saat Gubernur Bali Made Mangku Pastika melakukan kunjungan ke pulau tersebut , Sabtu (5/9).

Menurut  Gubernur pengelolaan sumber mata air yang ada saat ini belum mampu memenuhi kebutuhan seluruh wilayah Nusa Penida. Seperti dipaparkannya sumber mata air di seputaran Nusa Penida diantaranya di Desa Penida yang menghasilkan debit air 179 liter/detik,  serta Guyangan dan Segening yang debitnya setengah dari Penida. Saat ini baru bisa dimanfaatkan sebanyak 40 liter/detik. Sehingga dibutuhkan upaya-upaya yang cepat dan nyata untuk memanfaatkan sumber mata air tersebut. Kedepannya Ia berharap bisa memanfaatkan debit air sebanyak 100 liter/detik untuk pemenuhan kebutuhan seluruh wilayah.

Sebagai langkah awal, Pastika menghimbau pemanfaatan reservoir-reservoir sebagai penampung lebih ditingkatkan, agar bisa menampung air sesuai kapasitasnya. Seperti reservoir di Br. Tulad, Ds. Batukandik dengan volume 200 m3 dan reservoir Ds. Guyangan dengan volume 346 m3, yang mesin penyedot airnya berjumlah 3 unit namun baru dimanfaatkan 1 unit saja. Ia  meinta agar seluruhnya untuk digunakan agar  debit air yang bisa diambil lebih banyak. Ia juga berjanji akan menambah penggadaan mesin lagi 2 unit tahun ini, untuk memaksimalkan target yang ingin dicapai. Reboisasi perbukitan di mata air Penida pun menurutnya harus segera dilakukan, untuk mempertahankan debit air yang keluar.

Langkah-langkah konkrit yang diambil Pemprov menurut Gubernur juga membutuhkan peran serta masyarakat, untuk mendukung kesuksesan pengelolaan air itu. “Langkah-langkah yang cepat dan nyata ini tentu saja membutuhkan partisipasi masyarakat, jangan upaya-upaya itu gagal ditengah jalan karena ada yang mau menang sendiri seperti mengambil airnya ditengah jalan,” ujarnya.

Distribusi air sering kali terganggu karena ulah beberapa oknum masyarakat yang memanfaatkan air dari saluran induk secara pribadi. Hal ini menjadi perhatian serius Gubernur Pastika, yang dianggap sebagai satu tindakan kriminal. “Air ini didatangkan dari uang negara, kalau mencuri air berarti mencuri uang negara jadi harus ditindak,” tegas Pastika. Namun ia optimis bahwa dalam satu-dua tahun seluruh keperluan air masyarakat Nusa Penida akan terpenuhi dengan upaya konkrit semua instansi terkait.

Kebocoran yang ada tidak ditampik Bupati Klungkung, Nyoman Suwirta, yang turut mendampingi Gubernur Pastika. Ia berharap distribusi air bisa segera dilakukan yang diawali dengan pemasangan pipa induk disepanjang pemukiman penduduk. Pihaknya telah mengadakan pemetaan untuk distribusi air diseluruh wilayah Nusa Penida. Diharapkan upaya ini dapat meningkatkan jumlah masyarakat yang terlayani. “Dari yang baru mencapai 24 % bisa meningkat mencapai 50 %  tentunya  dengan harga yang terjangkau,” ujar Suwirta. Dalam kesempatan itu  Gubernur juga meninjau BUMDes di Desa Bunga Mekar, yang semenjak tahun 2012 sudah mandiri. Ia meminta kepada pengurus BUMDes agar menjelaskan sejelas-jelasnya dan setransparan mungkin tentang program-program yang ada dalam program Gerbangsadu terutama simpan pinjam sehingga masyarakat memahami hak dan kewajibannya. Pengurus juga tidak dibenarkan menarik bunga pinjaman yang tinggi sekalipun bunganya dimasukan sebagai pendapatan desa adat. Karena menurutnya bunga yang dikenakan harus serendah-rendahnya. Untuk itu ia meminta kepada Kepala BPMPD untuk dibuatkan aturan yang baku mengenai bunga maksimal yang boleh dikenakan. “ini bukan masalah bunga, bukan masalah bertambah atau tidaknya dana yang saya berikan. Tetapi yang terpenting adalah ekonomi masyarakat meningkat, karena keberhasilan BUMDes adalah tingkat kemiskinan di desa tersebut menurun,” pungkas Pastika.

Seperti disampaikan sebelumnya oleh salah satu warga, Wayan Suar, yang menyatakan bunga yang dikenakan kepada peminjam terlalu tinggi, mencapai 2 %. Karena itu banyak masyarakat yang enggan untuk meminjam. AD-MB