Foto: Rektor Dwijendra University Dr. Ir. Gede Sedana, M.Sc., M.MA.

Denpasar (Metrobali.com)-

Menyambut tahun baru 2020 Dwijendra University telah menyiapkan berbagai inovasi yang akan dijalankan dalam memperkuat Tri Dharma PT Perguruan Tinggi.

Sebagai salah satu kampus yang selama ini konsisten menggaungkan dan melestarikan nilai-nilai kearifan lokal Bali, Dwijendra University juga ikut berkontribusi membangun pertanian Bali.

“Pengabdian masyarakat dan inovasi riset serta pengembangan teknologi dari Dwijendra University akan difokuskan juga ke sektor pertanian Bali,” kata Rektor Dwijendra University Dr. Ir. Gede Sedana, M.Sc., M.MA..

Hal ini disampaikan saat dirinya saat hadir di acara Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Provinsi Bali efleksi melepas tahun 2019 dan menyambut tahun baru 2020 di Kantor Dinas Tanaman Pangan Holtikultura dan Perkebunan Provinsi Bali, Senin (30/12/2019).

Ia pun lantas menambahkan selama ini pengabdian masyarakat Dwijendra  University juga banyak di sektor pertanian baik dari hulu maupun ke hilir serta pelestarian lingkungan mendukung ekosistem pertanian Bali.

Misalnya dengan penanaman pohon di  daerah Penebel, Tabanan hingga Plaga, Badung. Lalu pemberdayan masyarakat dan kelompok tani.

Kenapa pertanian jadi fokus? Menurut Rektor jika pertanian dibangun maka sektor lain akan ikut menyertai. Seperti sektor agribisnis dan industri hulu akan berkembang, penyedi jasa lainnya juga akan mengikuti seperti ekowisata, agrowisata, kuliner dan lainnya.

“Bangun pertanian artinya bangun ekonomi di Bali. Sektor jasa dan pariwisata akan terdongkrak jika pertanian maju,” tegas Rektor Dr. Sedana yang juga Ketua HKTI Kabupaten Buleleng ini.

Komitmen ini juga akan semakin dikuatkan dengan berbagai progam inovasi di tahun 2020. Salah satunya melalui kerjasama Balai Penelitian Tanaman Serealia (Balitsereal) yang berkantor di Makassar dan merupakan bagian dari Kementerian Pertanian.

Balitsereal dan Dwijendra University akan bersama-sama mengadakan penanaman sorgum di beberapa daerah di Bali.

“Dwijendra University diminta siapkan lahan penanaman uji adaptasi sorgum. Ini akan kami kembangkan dengan kelompok tani,” kata Rektor.

Sorgum merupakan salah satu bahan pangan alternatif pengganti nasi. Sorgum menempati pangan urutan kelima dunia setelah gandum, beras, jagung, dan barley. Dibanding nasi (beras), sorgum diklaim jauh lebih unggul dalam hal nilai gizi.

Untuk tahap awal dan sebagai pilot project (percontohan) penanaman sorgum ini akan dilakukan di lahan kelompok tani di daerah Payangan seluas dua hektar. “Sorgum ini untuk pangan alternatif dan bisa diolah jadi macam-macam,” kata Rektor Dr. Sedana.

Untuk serapan pasar, sorgum permintaannya cukup tinggi. Karenanya kalau cocok di lahan percontohan ini maka akan dikembalikan lebih luas di daerah lain di Bali.

“Nanti hasilnya akan dibantu dipasarkan oleh perusahaan dari NTT dan NTB,” pungkas Rektor Dr. Sedana. (wid)