Bupati Jembrana I Putu Artha beserta Wakil Bupati Jembrana I Made Kembang Hartawan mengahdiri penutupan Festival Loloan Jaman Lame  di Kelurahan Loloan Timur, Kecamatan Jembrana, Minggu (8/9).

Jembrana (Metrobali.com)-

Festival Loloan Jaman Lame yang berlangsung selama tiga hari dimulai hari Jumat (5/9) pada hari Minggu (8/9) malam ini resmi ditutup. Penutupan dihadiri langsung Bupati Jembrana I Putu Artha beserta Wakil Bupati Jembrana I Made Kembang Hartawan di Kelurahan Loloan Timur, Kecamatan Jembrana. Festival Loloan Jaman Lame dipusatkan disepanjang Jalan Gunung Agung . Pada malam penutupan masyarakat tumpah ruah datang kelokasi festival yang menyuguhkan berbagai atraksi serta pementasan budaya khas Loloan jaman dulu.

Untuk menuju ke lokasi Bupati Artha serta Wabup Kembang Hartawan dan rombongan lainnya dijemput menggunakan dokar hias. Dari Peken Ijogading rombongan Bupati Artha kemudian berkeliling kelurahan hingga menuju ke lokasi. Kedatangan rombongan Bupati Artha disambut kolaborasi kesenian jegog dan rebana di depan rumah panggung khas Loloan.

Bupati Artha serta Wabup Kembang juga mengunjungi setiap stand yang menyajikan seni, budaya dan tradisi Loloan yang sudah turun temurun dilestarikan dan sejumlah kesenian dan budaya yang sudah mulai punah dibangkitkan lagi. Bupati Artha bersama rombongan juga sempat menikmati kuliner khas Loloan.

Selanjutnya pada acara pemungkas, digelar pentas drama sanggar Pilot yang mengusung tema keharmonisan warga Loloan dan lingkungan sekitarnya yang sudah terjaga sejak ratusan tahun silam. Sebagai penutup, digelar diskusi yang disebut megesah dengan menjadi pokok pembicaraan mengenai suka duka panitia festival Loloan, tentang budaya, sejarah dan tema lain tentang pembangunan Jembrana.

Dari berbagai stand Festival loloan tahun ini , masyarakat bisa melihat seperti apa budaya loloan tempo dulu. Diantaranya permainan tradisional anak anak loloan , pameran barang antik , pengantin Loloan jaman dulu, Burdah, diorama Foto-foto Jaman dulu, pencak silat, serta Stand Dapur Jaman Dahulu lengkap dengan ibu ibu yang memperagakan cara memasak menggunakan alat alat tradisi loloan dulu.

Koordinator acara Hasbil Maani menjelaskan kegiatan Festival ini di awali dengan dengan pawai obor disepanjangan jalan gunung agung yang melibatkan seluruh masyarakat loloan, dari hari ini dilangsungkan penetupan kegaitan festival yang di isi dengan penampilan kebudayaan dan tradisi khas loloan. “Festival Loloan jaman Lame yang ketiga ini sudah berlangsung secara meriah dan masyarakat khususnya Loloan tumpah ruah hadir dan menyaksikan, semoga ditahun depan festival Loloan Jaman Lame lebih meriah lagi”, ujar Hasbil Maani.

Dikesempatan itu Bupati Artha meyampaikan apresiasi yang sangat luar biasa dengan dilaksanakan Festival Jaman Lame ysng ke-3 ini. “Kedepan festival Loloan Jaman Lame dijadikan satu serangkian dengan HUT Kota Negara”, tegas Artha.

Bupati Artha juga menambahkan adat dan tradisi yang ada di Loloan ini harus terus dilestarikan karena hal ini sangat mendukung pemerintah sebagai ajang promosi pariwisata tradisional religius yang ada di Kabupaten Jembrana. “Festival ini setiap tahun diadakan serta kepada dinas pariwisata untuk menganggendakan serta mengundang tamu-tamu untuk hadir pada ferstival loloan jaman lame , “tambahnya.

Hal senada disampaikan Wabup Kembang Hartawan yang ingin tradisi budaya Loloan terus dipertahankan karena tradisi seperti ini tidak dimiliki oleh daerah lain. “Saya sangat berbangga kepada generasi muda ysng mau secara serius dan konsisten menggali potensi tradisi dan budaya yang ada di Loloan ,”ujarnya.

Sedangkan Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Nengah Alit mengatakan, Festival Budaya Loloan yang bekerja sama dengan pemuda loloan timur tahun ini sangat bagus. Pelaksanaan festival tersebut yang sudah bagus tersebut harus dipertahankan dan dikembangkan agar lebih baik lagi. Warga mulai dari anak-anak hingga orang tua ikut serta dalam kegiatan tersebut. “Acaranya spektakuler. Sebagai evaluasi kedepan agar lebih baik lagi. Memberikan ruang bagi masyarakat untuk berpartisipasi. Masyarakat antusias datang meski sudah tua, seakan sebagai pelampiasan kerinduan akan jaman lame, “ungkapnya. (Humas Pemkab Jembrana)