Apakah upaya meningkatkan prestasi olahraga perlu manajemen? Manajemen seperti apa yang dibutuhkan? Apa hubungan komitmen pegawai Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) dengan peningkatan prestasi olahraga? Untuk mendapat gambaran dan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut, setidaknya buku berjudul “Manajemen Olahraga Nasional, dari Kebijakan hingga Komitmen” karya Yuni Poerwanti, layak dibaca.

Buku tersebut adalah hasil dari penelitian ilmiah tingkat doktoral di Universitas Negeri Jakarta. Buku ini dicetak tahun 2012, jauh sebelum hingar bingar pemilihan presiden maupun wacana perampingan kabinet.

Buku itu menyoroti pentingnya komitmen organisasional pegawai Kemenpora, yang notabene memiliki bertanggung jawab atas kemajuan olahraga nasional.

Ternyata pegawai Kemenpora kurang memiliki komitmen organisasional sesuai kebutuhan Kemenpora. Indikasinya antara lain masih ada pegawai yang menggunakan waktu kerja untuk kepentingan pribadi, menggunakan fasilitas kantor untuk kepentingan pribadi, kurang mengindahkan nilai-nilai organisasi, tidak mampu menyelesaikan pekerjaan atau tugas sesuai target, enggan melakukan terobosan baru serta tidak memiliki ide kreatif dan inovatif.

Bila komitmen organisasional rendah maka hasilnya tentu tidak akan memadai untuk membangun kinerja organisasi dan keolahragaan secara nasional. Sebaliknya, bila komitmen organisasional tinggi maka akan mendorong pegawai bekerja dengan dedikasi dan intensitas tinggi sehingga memungkinkan pegawai dapat menunjukkan kinerja optimalnya.

Penulis buku ini tampaknya berharap bisa memberi masukan bagi Kementerian Pemuda dan Olahraga untuk memperbaiki atau meningkatkan komitmen organisasional pegawai melalui karakteristik pekerjaan, kebijakan organisasi, dan kepuasan kerja.

Membangun Komitmen Organisasi Kiat membangun komitmen organisasional pegawai Kemenpora, menurut buku itu, dibagi menjadi tiga besar. Pertama adalah pihak manajemen Kemenpora perlu memperbaiki kualitas atribut-atribut tugas yang terdapat dalam karakteristik pekerjaan.

Adapun rinciannya adalah rotasi dan mutasi sesuai kompetensi serta diberikan kesempatan melakukan pekerjaan lain dalam hierarki jabatan yang selevel.

Kemudian juga penyusunan deskripsi tugas (job description) yang lebih rinci. Peningkatan manfaat tugas dengan mengaitkan setiap tugas pegawai dengan tujuan organisasi secara spesifik.

Peningkatan otonomi kerja tanpa supervisi berlebihan, apresiasi terhadap kinerja, menumbuh kembangkan sikap terbuka, jujur, objektif, serta menghindari konflik kepentingan dalam pelaksanaan setiap tugas.

Kiat kedua adalah perlu memperbaiki kualitas kebijakan dengan cara aktif melakukan sosialisi kebijakan baru kepada semua pegawai melalui berbagai forum, evaluasi terhadap kebijakan dan perbaikan terhadap sistem dan prosedur.

Selain itu, menghindari kebijakan yang tumpang tindih, mengutamakan prinsip demokratis, transparan dan akuntabel serta konsisten dalam hal implementasinya. Menerapkan kebijakan secara fleksibel tetapi konsisten dan tidak menyimpang dari esensi serta aturan perundangan, menerapkan kebijakan pemberian penghargaan atau apresiasi terhadap kinerja serta menerapkan kebijakan yang adil, fair, objektif dan tidak diskriminatif.

Kiat ketiga adalah Kemenpora harus meningkatkan kepuasan kerja melalui penyelenggaraan proses promosi pegawai secara transparan, objektif, adil dan dengan kriteria jelas, pengawasan yang mendahulukan tindakan edukatif dari pada mencari kesalahan.

Kemudian meningkatkan kohesivitas kerja tim dengan cara membangun hubungan kekeluargaan yang lebih solid, serta menyediakan sarana dan prasarana kerja yang dibutuhkan pegawai.

Terakhir adalah mendorong pegawai mengembangkan kompetensi manajerialnya dan meningkatkan kesejahteraan pegawai melalui mekanisme pemberian kompensasi berbasis kinerja.

Kritik terhadap Buku Buku ini hanya berisi lima bagian yang memang dibuat mirip susunan sebuah karya ilmiah. Susunan buku diawali dengan sebuah pendahuluan yang berisi fenomena aktual dan pertanyaan kritis.

Bagian kedua berisi perspektif teoritik komitmen organisasional yang dilengkapi dengan ulasan keterkaitan antarvariabel penelitian diikuti dimensi-dimensi yang menyertai variabel tersebut. Bagian ketiga berisi metodologi penelitian, meliputi metode penelitian, metode pengumpulan data, penentuan sampel hingga analisis data.

Pada bagian keempat berisi hasil penelitian ilmiah. Sayang sekali judul tiap bagian dibuat mendekati persis karya ilmiahnya, sehingga terkesan terlalu panjang.

Mungkin buku ini bisa diperbaiki dengan memberikan judul lebih singkat untuk masing-masing bab. Pemberian judul yang singkat akan memudahkan pembaca awam untuk menangkap inti setiap bagian buku.

Pada bagian kelima berisi kesimpulan, implikasi manajerial dan kiat membangun komitmen organisasional. Buku ini diterbitkan oleh MAGNAScript Publishing dengan jumlah halaman sebanyak 126 + xvi, yang dilengkapi catatan referensi tiap bab dan daftar pustaka.

Penulis buku adalah Yuni Poerwanti yang telah banyak menelurkan karya ilmiah di bidang olahraga. Buku karyanya antara lain adalah Tatanan Kelembagaan Olahraga, Meretas Jalan Menuju Muara (2004), Pangkalan Data Pendidikan Jasmani & Olahraga Indonesia (2006 & 2007) serta 99 Tokoh Olahraga Indonesia, Catatan Satu Abad (1908-2008) yang dibuat tahun 2009. Yuni Poerwanti yang telah lulus program Doktoral di Program Studi Manajemen Pendidikan PPs Universitas Negeri Jakarta tahun 2012 juga aktif mengikuti kursus di dalam dan luar negeri.

*) Magister Ilmu Komunikasi Universitas Paramadina, Karyawati Antara . AN-MB