Foto: Anggota Komisi II DPRD Bali Grace Anastasia Surya Widjaja.

Denpasar (Metrobali.com)-

Pada tanggal 27 Februari 2020 ini Kota Denpasar genap sudah memasuki usia yang ke-232 tahun. Berbagai capaian pembangunan dan prestasi telah ditorehkan Ibukota Provinsi Bali ini, walau memang diakui masih banyak permasalahan yang belum mampu dituntaskan dengan baik.

Menurut Anggota DPRD Bali Dapil Kota Denpasar dari PSI (Partai Solidaritas Indonesia) Grace Anastasia Surya Widjaja, Kota Denpasar telah berkembang menjadi sebuah kota yang padat dari segi jumlah maupun aktivitas manusianya.

Hal ini sebagai bagian dari ekses pembangunan yang dilaksanakan yang tentu memiliki dampak positif dan negatif sekaligus. Salah satu tantangan terbesar adalah alih fungsi lahan hijau dan lahan pertanian.

“Stop alih fungsi lahan adalah langkah kongkrit yang harus dilakukan pemerintah Kota Denpasar, ke depan,” kata Grace Anastasia Surya Widjaja, Jumat (28/2/2020).

Terkait hal ini Grace Anastasia yang merupakan Anggota Komisi II DPRD Bali ini menyampaikan harapannya terkait dengan reorientasi pembangunan di Kota Denpasar dalam menyelamatkan jalur hijau, subak dan lahan pertanian dari alih fungsi lahan.

Misalnya langkah menghentikan alih fungsi lahan, lanjut Grace, bukan saja berfungsi untuk menyelamatkan lahan pertanian yang masih ada di Kota Denpasar.

Namun juga untuk mempertahankan daerah resapan ditengah pendirian bangunan beton, yang secara massif menyerbu lahan yang ada di Kota Denpasar.

Bagaimana kemudian pertanian sebagai bentuk budaya manusia, yang vital menunjang kehidupan manusia, dari hasil produksi sektor dimaksud, perlu dikembangkan dengan optimal dan berkesinambungan.

“Kita tentu tidak ingin subak dan pertani  di Denpasar sampai punah, kata Grace Anastasia mewanti-wanti.

Selain alih fungsi lahan, imbuh Grace, produksi sampah, keamanan wilayah kota, konflik sosial antar penduduk, dan tingkat kesehatan masyarakat kota, adalah bentuk tantangan dimasa depan yang harus diantisipasi oleh Pemkot Denpasar di samping keberadaan  kualitas SDM yang ada di Kota Denpasar.

Demikian juga berkaitan dengan pola pembangunan yang juga masih bertumpu pada sektor pariwisata dan dapat dilihat dari banyaknya investasi di bidang akomodasi pariwisata serta pusat hiburan menjadikan Kota Denpasar.

Karenanya Grace menegaskan kompleksitas permasalahan yang dihadapi oleh Pemkot Denpasar tentu perbaikannya tidak dapat hanya dilakukan oleh pemerintah kota.

Namun membutuhkan peran serta dari seluruh lapisan masyarakat kota, untuk bersama sama menjaga keberadaan Kota, sehingga menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi masyarakatnya.

“Saya ucapkan selamat HUT ke-232 Kota Denpasar. Semoga Kota Denpasar tambah maju dan berkembang serta dicintai oleh masyarakatnya. Rahayu,” tutup Grace Anastasia. (dan)