IB Rai Dharmawijaya Mantra

Bangun Kota Kreatif dengan Monumen Maya

 Denpasar (Metrobali.com)-

Sejak dilantik sebagai Wali Kota Denpasar pada 11 Agustus 2010 silam, IB Rai Dharmawijaya Mantra langsung tancap gas merancang program strategi pembangunan Kota Denpasar secara infrastruktur maupun suprastruktur dengan memberdayakan sumber daya manusia (SDM) sehingga dapat menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi warganya. Seperti apa programnya?

SUDAH menjadi rahasia publik bahwa pemimpin baru acapkali dianggap mampu melakukan perubahan dan perbaikan yang lebih baik dari sebelumnya. Ini artinya hanya pemimpin berkualitas yang mampu secara cerdas melakukan perubahan ke arah perbaikan lebih baik di bidang sosial budaya, ekonomi, keamanan dan kenyamanan. Dimana kualitas pemimpin itu terletak pada kecerdasan dan kemampuan birokrasi dalam mengambil keputusan terkait sumber daya yang ada di tengah berbagai persoalan untuk pembangunan.

Menyikapi fenomena tersebut, IB Rai Dharmawijaya Mantra pun berupaya maksimal mempercepat pertumbuhan pembangunan Kota Denpasar selama lima tahun kepemimpinannya dengan meningkatkan kreativitas dan produktivitas warganya agar mampu mandiri, dengan kreasi dan inovasi serta jiwa kewirausahaan, supaya memiliki daya saing kuat dalam iklim persaingan dunia yang semakin ketat ini, sesuai tuntutan globalisasi dan tuntutan peradaban zaman serta kemajuan teknologi serba canggihnya.

Intinya, bagaimana kita secara kreatif mengeksploitasi nilai-nilai kearifan lokal dan mensinergikannya dengan aktivitas atau sistem atau perangkat modern untuk menghasilkan sesuatu yang baru dan dapat diterima publik. Hal ini karena Kota Denpasar adalah daerah yang miskin sumber daya alam. Sedangkan, dari segi interaksi sosial maupun interaksi ekonomi, masyarakat Kota Denpasar lebih cepat mengalami akselerasi dibandingkan dengan daerah lain di Bali.

Sebagai implementasinya, IB Rai Dharmawijaya Mantra berupaya memfasilitasi warganya untuk mengembangkan diri, menyediakan ruang pamer dan tempat peragaan, menyokong risetnya, serta mengeluarkan kebijakan yang mendukung. Sehingga mampu menggeliat bangkit dengan menciptakan sesuatu produk yang berbeda dan memiliki daya tarik tersendiri untuk merebut perhatian publik agar mampu menguasai pasar.

Adapun sektor ekonomi yang menjadi tumpuan utamanya, seperti penerbitan, arsitektur, fotografi, fesyen, dan sebagainya. Tapi, yang diprioritaskan adalah sektor usaha kecil menengah dan mikro diantaranya pertanian, perikanan, kerajinan dan lainnya. Semua itu, diarahkan agar berkembang dengan basis kreativitas. Inilah yang disebut upaya membangun kota kreatif dengan monumen maya.

Untuk mendukung program tersebut dilakukan pembenahan pelayanan publik melalui reformasi birokrasi berbasis nilai kearifan lokal dengan adagium “sewaka dharma” yang jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia berarti “melayani adalah kewajiban”.

Hal ini tentunya sangat sejalan dengan Visi pembangunan Kota Denpasar, yakni “Kota kreatif berwawasan budaya dalam keseimbangan menuju keharmonisan”.  Ini artinya kreativitas akan bisa lebih dipahami apabila ada satu landasan filosofi atau kejiwaan yang berakar dari kultur yang dikenal warganya. Bukan dari kultur baru. Kalau kultur baru, mungkin memerlukan waktu yang lama untuk melakukan transformasi. Dan, sudah pasti sangat sulit.

Sebut saja tentang komunitas perajin dan pedagang kain endek yang nyaris mati usahanya. Untuk itulah dilakukan pemetaan masalah hingga diarahkan kreativitasnya untuk merevitalisasi produk kain endek tersebut. Motifnya, desainnya, kemasannya, pemasarannya, dan lain sebagainya. Intinya, jangan sampai kain endek yang merupakan warisan tradisi ini mati akibat persaingan dan minimnya inovasi.

Selain itu, juga mulai tumbuh langkah-langkah kreatif dalam banyak hal guna menghasilkan sesuatu yang berguna. Seperti dalam pertanian, meskipun  areal pertanian  sangat terbatas, namun  produksi beras di kota ini meningkat sebesar 5 persen setiap tahunnya. Tanpa kreativitas, hal ini tentunya sangat sulit dicapai di daerah perkotaan.

Wali Kota Denpasar, IB Rai Dharmawijaya Mantra mengatakan bahwa yang utama dalam menerapkan program pembangunan di Kota Denpasar seluruh jajaran pemerintahan, SKPD (Satuan Kerja Pemerintah Daerah) dituntut harus mampu mengeksplorasi daya intelektualnya agar memahami konsepnya sebelum membuat suatu kegiatan, kemudian bagaimana memahami kreativitas, bagaimana memetakan kreativitas, bagaimana mengaplikasikan dan mengadaptasikannya. Intinya, kreativitas itu sederhana saja, yakni mampu membuka ruang bagi warga masyarakat untuk dapat mengembangkan bakat, minat, dan keahliannya.WB-MB