Keterangan foto: Kampanye dialogis pasangan Mantra-Kerta di  Balai Banjar Gede Subagan, Kelurahan Subagan, Karangasem  Selasa (15/5/2018)/MB

Karangasem, (Metrobali.com) –

Calon Wakil Gubernur Bali nomor urut 2 I Ketut Sudikerta  kembali menegaskan bahwa komitmennya bersama Calon Gubenur Bali Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra (Mantra-Kerta) memberikan bantuan dana pada setiap Desa Pakraman Rp 500 juta per tahun sangat realistis. Bahkan Sudikerta membeberkan setidaknya empat langkah strategis untuk meningkatkan pendapatan daerah demi mewujudkan program pelestarian adat budaya Bali di Desa Pakraman.

“Untuk menjaga adat budaya Bali, bantuan dana Desa Pakraman Rp 500 juta itu sangat realistis. Dimana uangnya? Kami sudah siapkan langkah-langkah strategisnya,” kata Sudikerta dalam kampanye dialogis pasangan Mantra-Kerta di  Balai Banjar Gede Subagan, Kelurahan Subagan, Karangasem  Selasa (15/5/2018).

Pertama, terang Sudikerta, untuk meningkatkan pendapatan daerah pemerintah bisa meningkatkan jenis Pendapatan Pembangunan 1 dan 2 ( PB 1 dan PB 2). PB 1 merupakan pajak yang didapat dari penjualan makanan di restoran.  “Kita bisa meningkatkan pendapatan pajak PB 1 PB 2 dengan pemungutan online,” ujar Sudikerta.

Kedua, Pemprov Bali bisa mengoptimalkan pengelolaan aset daerah yang banyak tidak produktif menghasilkan pendapatan daerah. “Masih banyak aset Pemprov tidak dikelola dengan baik. Itu bisa  optimal untuk menambah pendapatan,” ujar Sudikerta.

Pemprov bisa juga meningkatkan pendapatan dari penyewaan aset daerah. Sudikerta menceritakan ketika ia baru masuk menjabat Wakil Gubernur Bali pendapatan daerah dari penyewaan aset hanya Rp 800 juta. Sedangkan saat ini setelah Sudikerta memperbaiki tata kelola penyewaan aset melalui Pergub (Peraturan Gubernur) pendapatan dari aset meningkat pesat

‌”Penyewaan aset dulu per meter persegi hanya Rp 50 ribu. Sekarang  Rp 200 ribu. Dengan itu sekarang pendapatan dari penyewaan aset Pemprov meningkat tajam,” ujarnya.

Strategi ketiga, Sudikerta memaparkan, bisa dilakukan dengan meningkatkan pendapatan  dari Perusahaan Daerah (Perusda) atau BUMD. Bisa juga meningkatkan kontribusi pendapatan RS Bali Mandara. “Harga sewa aset di BTDC (ITDC) juga bisa kita tingkatkan,” tambah Sudikerta.

Keempat, Bali harus memperjuangkan kontribusi pendapatan dari penyetoran devisa pariwisata ke Pemerintah Pusat. Terlebih setiap tahun Bali menyumbangkan devisa pariwisata sebesar Rp 50 triliun

“Kita sumbangkan devisa pariwisata hampir Rp 50 triliun tiap tahun. Tapi kiyabhanya dapat 600 miliar dari pusat’,” imbuhnya.

Untuk itu Bali bisa memperjuangkan optimalisasi peningkatan Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Dana Kementrian Lembaga (KL). ” Pendapatan Asli Daerah (PAD)  Bali sebesar Rp 3,5 triliun. Jadi kalau kita dapat DAK dan dana KL sebesar Rp 3 triliun total dana  kita bisa Rp 6.5 triliun. Jadi dana Rp 3 triliun dari PAD bisa untuk Desa Pakraman,” terang Sudikerta.

Sudikerta juga membeberkan data bukti perjuangannya meningkatkan dana bantuan Desa Pakraman sejak menjabat Wakil Gubernur Bali mulai Agustus 2013.  Pada 2013 dana bantuan Desa Pakraman hanya Rp 50 juta. Lalu naik di tahun 2014 menjadi Rp 100 juta. Kemudian kembali diperjuangkan oleh Sudikerta naik menjadi Rp 200 juta di tahun 2015. Akhirnya pada 2018 kembali naik menjadi Rp 225 juta.

“Di tahun 2018 dana bantuan Desa Pakraman mau saya naikkan jadi Rp 250  tapi hanya jadi Rp 225 juta. Sebab ada yang menghalang-halangi dan menghambat,” terang Sudikerta.

Dengan  empat langkah strategis yang dipaparkan tersebut, Sudikerta optimis Mantra-Kerta mampu mewujudkan bantuan dana Desa Pakraman hingga Rp 500 juta per tahun saat terpilih dalam Pilgub Bali 27 Juni mendatang. “Banyak kebutuhan di Desa Pakraman yang harus kita perjuangkan. Jadi saya sebagai orang adat sangat komitmen menjaga adat budaya Bali,” tandas Sudikerta.

 

Pewarta : Widana Daud
Editor: Hana Sutiawati