Made Santha

Kadispenda Provinsi Bali I Made Santha

Denpasar (Metrobali.com)-

Situasi ekonomi Indonesia yang memburuk turut mempengaruhi pendapatan terutama dari sisi pajak daerah Bali tahun 2016. Untuk realisasi capaian pertriwulan target pajak daerah Bali tahun 2016 untuk semester satu minus 10 persen, dari yang ditargetkan Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) provinsi Bali sebesar 45 persen.

“Capaian kami di semester satu baru mencapai diangka 35 persen lebih dikit sedangkan target yang kami pasang 45 persen berarti minus 10 persen. Kalau minus 10 persen dikalikan Rp1,3 trilyun lebih (red, patokan Bea Balik Nama (BBN) kendaraan “second”), kan bisa diterka Rp135 milyar satu semester,” ujar Kadispenda Provinsi Bali I Made Santha, di Denpasar, Selasa (25/07/2016).

Dipaparkannya, bahwa pajak kendaraan bermotor sangat berpengaruh pada pendapatan masyarakat, posisi saat ini pendapatan masyarakat terbatas dan dipastikan masyarakat lebih mengutamakan kebutuhan pokoknya.

“Otomotif itu bagian kebutuhan diluar dasar, jika dikaitkan dengan pendapatan daerah karena pendapatan masyarakat belum optimal maka itu yang terjadi, pajak kendaraan kita tidak melampaui target yang diharapkan,” ujarnya.

Bahkan, Gaikindo (Gabungan Industri Otomotif Indonesia) saat ini belum berani membuat proyeksi. Bagaimana semester dua? Lantaran di semester satu belum mencapai target penjualan dimana dipatok angka 1,2 juta kendaraan untuk se-Indonesia.

“Bicara 1,2 juta perbulan seharusnya ada Rp100 juta, faktanya di semester satu belum terjual, baru terjual 35 persen dibawah 40 persen. Belum setengahnya, sedangkan kita lebih mengandalkan dari pajak Bea Balik Nama(BBN) satu untuk mobil baru. Sementara BBN second rupiahnya dipatok Rp1,3 trilyun lebih.

“Semester dua siapa yg berani buat proyeksi semester dua membaik. Belum ada. Kalau belum ada bahwa di semester dua kalau terjadi persoalan yang sama ini terjadi minus di 10 persen ini, kita ambil flat 20 persen minus satu tahun anggaran kali target Rp1,3 trilyun atau sekitar Rp270 trilyun. Itu hanya dari satu aspek pendapatan,” urainya.

Namun ada kabar menggembirakan, ujarnya. Lantaran dari sisi pajak kendaraan sudah sesuai atau target terpenuhi.

“Target terpenuhi tapi itu pas-pasan faktanya terpenuhi 45,5 persen dibandingkan tahun 2014 kita melihat klimaks 2013, 2014 stabil kemudian jeblok di 2015, 2016 tahun 2013 dan 2014 kita bisa mencapai ratusan persen karena ekonomi bagus,” pungkasnya.SIA-MB