Foto : Surfing. (eXtremeINA)

Pecatu, Badung (Metrobali.com)-

Disaksikan ratusan wisatawan domistik dan mancanegara juga sejumlah surfer handal saat menghadiri upacara pembukaan “Rip Curl Cup 2018” di Pantai Padang Padang, Labuhan Sait, Pecatu, Kabupaten Badung, Minggu (1/7) sore. Para surfer profesional itu kini tengah menunggu datangnya gelombang ombak yang berpotensi untuk memberikan sinyal “lampu hijau” yang bisa saja datang sewaktu-sewaktu selama kompetisi ini berlangsung, yaitu 1 hingga 31 Juli 2018.

Enam belas peselancar yang terdiri dari delapan surfer terbaik Indonesia dan delapan lainnya merupakan peselancar terbaik dunia, siap untuk mengambil alih perhatian dunia dari kejuaraan tur top-34, yaitu “Rip Curl Cup 2018”.Satu-satunya kriteria untuk bisa mendapatkan kesempatan berlomba di kejuaraan ini adalah dari penampilan terbaik pada ombak terbesar dari semua gulungan ombak di planet ini.

“Jadi, harus memiliki rekam jejak yang sudah terbukti di gulungan ombak kelas dunia dan juga ombak yang penuh dengan konsekuensi, baik itu berselancar dengan memakai sepatu bot dan wetsuit setebal 6 mm ataupun hanya memakai boardshorts di karang Indonesia yang mistis ini,”kata Hendy, didampingiGamelia Carbery(Head of Media Communications Rip Curl SE Asia), kemarin.

Tidak ada pertunjukan yang lebih menakjubkan di dunia melainkan pada saat Samudra Hindia menghantarkan gelombang terbaiknya di Padang Padang.“World Surf League(WSL) sangat bersemangat untuk Rip Curl Cup tahun ini di Padang Padang,” kata Will Hayden-Smith, Manager Regional WSL Australia/Oceania.
Para surfer juga bisa mengetahui siapa yang akan mereka lawan di putaran 1 dan 2 pada “Rip Curl Cup 2018” ini, tidak akan ada surfer yang tersingkir setelah putaran pertama. Sebaliknya, dua skor tertinggi yang mereka dapat dari putaran 1 dan 2 akan digabungkan, selanjutnya kedelapan surfer dengan total dua ombak tertinggi dari putaran 1 dan 2  yang akan berkesempatan melanjutkan ke semifinal.

“Bagi saya, itu semua adalah keberuntungan.Semua orang yang terlibat dalam acara ini sangatlah luar biasa, termasuk jika ada gelombang ombak yang luar biasa. Sebab, ombak itulah yang memilih sang juara,” kata Lee Wilson, yang juga dua kali juara Rip Curl Cup.

Adapun 16 peselancar yang diundang untuk berkompetisi di “Rip Curl Cup 2018”, masing-masing Jay Davies, Jack Freestone, Jack Robinson, dan Jacob Willcox (Australia), Mason Ho (Hawaii), Damien Hobgood (USA), Gearoid McDaid (Irlandia), Bruno Santos (Brazil). Sedangan 8 peselancarIndonesian, yaituBol Adi Putra, Mega Artana, Mustofa Jeksen, Alik Rudiarta, Mega Semadhi, Agus “Blacky” Setiawan, Garut Widiarta, dan Lee Wilson.

“Surfing dan sepak bola adalah dua olahraga terbesar di negara saya. Akan menjadi impian saya untuk bisa membawa pulang piala Rip Curl Cup yang indah ke Brasil di saat yang sama,” kata undangan asal Brasil, Bruno Santos.

Menurut prediksi Surfline, beberapa gelombang ombak untuk Rip Curl Cup sudah terlihat di kaki langit dan gelombang pertama dijadwalkan tiba untuk menghantam Padang Padang (5-8 Juli 2018).Gelombang yang tumpang tindih ini akan mengarah ke selatan sebanyak 200 derajat, dan sebagian akan membayangi Padang Padang.

Upacara pembukaan diakhiri dengan pertunjukan tari tradisional Kecak dengan harapan para Dewa di Bali memberikan izin dan restu untuk penyelenggaraan kontes di tempat suci ini, sekaligus mendatangkan gelombang ombak yang diharapkan para surfer dunai tersebut. Para surfer juga berdoa agar bisa mendapatkan nilai 10 dan bisa memboyong pulang piala “Rip Curl Cup 2018”.
“Kami mengapresiasi acara Rip Curl Cup ini yang sudah menjadi event tahunan di Padang-Padang. Banyak potensi peselancar lokal yang sudah diakomodir oleh pihak Rip Curl, salah satunya Mega Semadhi, pelopor kegiatan surfing di Desa Pecatu,” ujar I Made Karyana Yadnya, Kepala Desa Pecatu.

Editor : Whraspati Radha