Foto: Praktisi Pemberangkatan PMI Kapal Pesiar I Nengah Yasa Adi Susanto yang juga Direktur Utama PT. Ratu Oceania Raya Bali.

Denpasar (Metrobali.com)-

Dalam satu bulan ke depan Bali akan kedatangan semakin banyak pulangnya (Pekerja Migran Indonesia) yang bekerja di kapal pesiar.

Pemerintah Provinsi Bali pun diharapkan memastikan kesehatan PMI ini dengan melakukan rapid test dan menyiapkan tempat karantina yang layak bagi para  pahlawan devisa ini.

Di sisi lain masyarakat juga diharapkan tidak terlalu  khawatir dan “parno” berlebihan dengan kedatangan PMI ini seolah-olah mereka akan menyebarkan virus Corona di masyarakat.

Sebab mereka tentu akan menjalani protokol kesehatan pencegahan Covid-19 yang diterapkan pemerintah.

Demikian disampaikan Praktisi Pemberangkatan PMI Kapal Pesiar I Nengah Yasa Adi Susanto di Denpasar, Senin (6/4/2020).

Ia mengungkapkan perusahaan kapal pesiar dibawah naungan Royal Caribbean Cruise Ltd, yang membawahi Royal Caribbean Cruise Line (RCCL) dan Celebrity Cruise adalah satu perusahaan yang langsung mengantarkan Crew yang ada di kapal pesiar tersebut untuk dipulangkan ke negara asal mereka termasuk ke Indonesia dan Bali khususnya.

Sesuai jadwal kapal pesiar milik RCCL yakni Spectrum of The Seas, Ovation of The Seas dan Voyager of The Seas akan berangkat dari Sydney, Australia untuk menuju Bali, Indonesia, Manila, Philipina dan terakhir menuju Shang Hai, China.

Khusus untuk Spectrum of The Seas sudah berangkat tanggal 5 April lalu dari Sydney, Australia dan membawa sekitar 600 Crew asal Indonesia termasuk PMI asal Bali yang nantinya akan tiba di Pelabuhan Benoa, Bali tanggal 16 April 2020 nanti.

“Bulan April ini akan banyak PMI kapal pesiar pulang ke Bali. Salah satunya dari kru Royal Caribbean dan Celebrity. Rencananya mereka akan turun pada 16 April 2020 di Pelabuhan Benoa. Ini juga sudah saya sampaikan ke Kadisnaker Bali,” kata Adi Susanto.

Mengantisipasi kedatangan PMI kapal pesiar asal Indonesia tersebut pemerintah Provinsi Bali harus bekerja sama dengan pemerintah pusat untuk menyiapkan sarana dan prasaran yang dibutuhkan mereka sesampai di Pelabuhan Benoa, Bali ini.

“Khusus untuk PMI asal Bali saya berharap Satgas Penanggulangan Covid-19 Provinsi Bali sudah menyiapkan Petugas yang akan memeriksa kesehatan mereka termasuk juga menyiapkan tempat karantina yang layak bila mereka setelah dilakukan pemeriksaan diharuskan untuk menjalani proses karantina,” kata Adi Susanto.

“Jadi Pemerintah Provinsi Bali masih punya waktu untuk menyiapkan semua yang dibutuhkan karena mereka akan tiba di Benoa, Bali tanggal 16 April 2020,” imbuh Adi Susanto yang juga Direktur Utama PT. Ratu Oceania Raya Bali, agen penempatan PMI kapal pesiar yang beralamat di Br, Pegending, Dalung, Kuta Utara, Badung ini.

Pihaknya pun berharap Pemprov Bali akan melakukan rapid test kepada mereka semua PMI Bali ini sehingga bisa dipastikan kesehatan mereka meskipun mereka sudah diberikan surat bebas dari virus Corona dari tim kesehatan sewaktu mereka di kapal sebelum dipulangkan ke tanah air.

Adi Susanto pun sejauh ini banyak dihubungi crew kapal pesiar asal Bali yang ingin pulang ke Bali namun terkendala berbagai hal. Mereka “menjerit” tak bisa pulang dan berharap pemerintah segera membantu memulangkan mereka.

“Banyak crew yang kontak saya bahwa mereka tidak bisa pulang karena terhalang oleh Imigrasi terutama di Amerika. Syukurnya sekarang pemerintah sudah mengambil langkah komunikasi antar negara atau G to G,” ujar Adi Susanto yang juga Ketua DPW Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Provinsi Bali ini.

Ada sejumlah kendala yang menyebabkan beberapa kru kapal pesiar belum bisa pulang ke tanah air. Pertama, karena terkendala perusahaan yang belum mengizinkan mereka pulang. Kedua, sudah juga mencari tiket penerbangan pulang ke Indonesia dan tidak ada juga connecting flight.

Ketiga, hal tersebut dikarenakan kebijakan imigrasi di sejumlah negara. Contohnya di Amerika Serikat yang menerapkan kebijakan ketat menyusul semakin banyaknya kasus positif Covid-19 dan kini menjadi negara dengan jumlah kasus terbanyak di dunia.

“Dengan adanya G to G, Kemenlu sudah komunikasi dengan konsulat negara bersangkutan, kami harapkan pemulangan PMI kapal pesiar ke Indonesia khususnya Bali bisa lebih cepat,”  pungkas Adi Susanto. (dan)