Bus Rombongan Ratusan Kepala Desa Se Kabupaten Gunung Kidul Tiba Di Desa Duda Timur
Karangasem, (Metrobali.com) –
Untuk kesekian kalinya, Aplikasi Smart Desa kebanggaan Desa Duda Timur, Selat, Karangasem menjadi tujuan Studi komparasi. Kali ini, yang datang adalah ratusan Kepala Desa se Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Rombongn yang dipimpin oleh Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan KB, Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DP3AKBPM dan D) bernama Sujoko terdiri dari 15 orang staf pendamping Dinas, 114 Kepala Desa dan 18 Camat.
Iringan rombongan Kepala Desa ini tiba di Desa Duda Timur sekitar pukul 12.30 wita. Disambut langsung oleh Kepala Desa Duda Timur, I Gede Pawana bersama Staf diaula Kantor Desa.
Setelah berbincang beberapa saat, Gede Pawana langsung memaparkan tentang profil Desa Duda Timur beserta segala potensi yang dimiliki termasuk tentang aplikasi Smart Desa yang sebelumnya sempat mendapatkan rekor muri.
Awal mula terciptanya aplikasi Smart Desa itu, diceritakan Pawana semuanya nerawal dari pertemuannya dengan seorang pemilik perusahaan PT. Saebo Technology, Sonyy Kastara Dhaniswara.
Saat itu untuk tercetus gagasan untuk memciptakan proyek Smart Desa. Hanya saja estimasi biaya yang harus dikeluarkan mencapai angka Rp. 5,6 Miliar. Disana Pawana langsung sepakat dan menyanggupi pendanaan untuk pembuatan aplikasi tersebut.
Namun ada kesalahan dalam prosesnya, Sonyy tidak membuat MOU dengan pihak Desa Duda Timut dimana dalam proses pembuatannya diwarnai dengan meningkatnya aktivitas Gunung Agung yang membuat semuanya orang saat itu ngungsi dan tentunya membuat para sponsor yabg mendukung pembuatan aplikasi ini juga ikutan mundur.
“Ada untungnya tidak ada MOU, karena erupsi akhirnya saya bilang nyerah ke pak Sony. Lalu beliau tetap menyuruh kami untuk louncing sambil menunggu kondisi Gunung Agung Landai dan rencananya ketika Gunung Agung landai dan para seponsor kembali baru akan bayar,” tutur Pawana.
Aplikasi Smart Desa sendiri akhirnya dilouncing pada tanggal 1 Februari 2018 lalu. Setelah loncing gunung agung masih tetao bergejolak, lalu pada satu hari Pawana mengajak pak Sonyy makan sate kambing disanalah akhirnya beliau mengatakan akan tetap melanjutkan projeknya dengan memakai dana CSR dari perusahaannya.
Lebih lanjut mengenai Smart Desa, tentang fitur yang ada didalamnya serta jenis layanan apa saja yang bisa dilakukan langsung dijelaskan oleh pembuatnya sendiri yaitu Sonyy Kastara Dhaniswara.
Sementara itu, Kepala Dinas DP3AKBPM dan D Kabupaten Gunung Kidul, Sujoko dalam kesemoatan tersebut mengatakan,  kegiatan Studi Komparasi ke Desa Duda Timur ini dalam rangka ingin tau mengenai aplikasi yang dimiliki oleh Desa Duda Timur. Tentunya ditengah kemajuan infornasi dan teknologi semua dituntut serba cepat dan praktis sehingga aplikasi Samrt Desa Duda Timur bisa dijadikan sebagai salah satu satu refrensi.
Menurutnya, Desa Duda Timur adalah satu desa yang bisa dikatakan sebagai Desa Digital yang melek aiti dimana telah menerapkan pelayanan melalui aplikasi oleh sebab itu melalui studi komparasi ini pihaknya berharap mendapatkan ilmu atau bahkan bisa menerapkan hal yang sama di Gunung Kidul.
“Prinsipnyan kalo Desa Duda Timur bisa kami juga pasti bisa. Kita berfikir keinginan dan semangat dulu demi meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat,” kata Sujoko.
Sementara itu, salah satu anggota rombongan, Kepala Desa Baleharjo, bernama Agus Setiawan mengungkapkan di Desanya belum ada aplikasi semacam Smart Desa ini, selama ini yang ada hanyalah website saja itupun hanya untuk informasi tidak bisa dipakai untuk melayani masyarakat. (SUA)