Karangasem (Metrobali.com)-

Untuk mengetahui realisasi penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Karangasem sampai akhir Mei 2013, Komisi C DPRD Karangasem menggelar rapat kerja dengan Dispenda kabupaten Karangasem,pada (05/06) di Gedung DPRD setempat. Dalam rapat kerja yang dipimpin Ketua Komisi C,I Made Wirta ini, terungkap Realisasi penerimaan PAD sudah mencapai 45,56 persen.

Dari data yang disampaikan oleh Kepala Dinas Pendapatan Daerah (Kadispenda) Karangasem I Nengah Toya, target PAD ditahun 2013 ini sebesar Rp .140.991.227.771. Toya mengakui dari beberapa pos pendulang PAD,targetnya ada beberapa yang tidak tercapai ,salah satunya yakni pajak Sarang Burung Walet yang ditargetkan lima juta rupiah ditahun 2013 ,sampai awal juni ini belum tercapai. Begitu juga pada retribusi Usaha jasa Sewa alat berat ,yang ditargetkan Rp. 50 juta rupiah,sampai saat ini baru tercapai Rp. 3.300.000.

Menanggapi laporan Kadispenda itu,  I Wayan Sumerta anggota Komisi C mengatakan, sangat tidak masuk akal kalau retribusi Usaha jasa Sewa alat berat tidak mencapai target, padahal setiap masyarakat yang ingin menyewa alat berat selalu dibilang selalu keluar oleh Dinas Pekerjaan Umum, akan tetapi kenyataannya target PAD nya tidak terpenuhi.

 ”Saya sendiri sempat mau menyewa alat berat untuk keperluan pembukaan jalan baru,akan tetapi dinas PU mengatakan tidak ada ditempat,terus laporannya sekarang PAD dari penyewaan alat berat tidak ada peningktan,”ungkap Sumerta yang dibenarkan juga oleh anggota Komisi C I Nengah Suardana.

 Bahkan Suardana menyarankan kalau memang penyewaan alat berat itu tidak bisa menambah PAD,lebih baik alat berat yang dimiliki oleh Pemkab Karangasem supaya dilelang,karena anggaran untuk membeli alat berat itu sangat tinggi mencapai 2 Milyar.

 ”Lebih baik dilelang saja alat berat itu,kalau memang tidak bisa menambah PAD,”ujar Suardana.

 Terkait pertanyaan dari komisi C itu, Kadispenda I Nengah Toya mengatakan, dari hasil sewa alat berat itu pencapaiannya  memang sangat jauh dari target, pihaknya juga sudah melakukan rapat evaluasi dengan DPU yang beralasan alat berat saat ini sangat jarang digunakan,karena kebanyakan jalan mempergunakan jalan Hotmik,sehingga alat berat jarang ada yang menyewa.

 ”Untuk pajak sarang burung walet,saat ini pemilik sarang burung walet enggan untuk memanen karena harga sarang walet harganta anjlok,staff kami juga sudah mengingatkan pemiliki sarang walet agar segera memanen,”ujar Toya.

 Terkait dengan jawaban dai Kadispenda,I Made Wirta mengatakan ,jawaban Kadispenda ini akan dirapatkan lagi di internal komisi,yang nantinya akan ditindaklanjuti dengan turun kelapangan untuk memastikannya. RED-MB