Donald Trump

Jakarta  (Metrobali.com) –
Beberapa perusahaan teknologi berencana mengirimkan surat kepada Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Senin (6/2) waktu setempat, untuk mendesak pemerintahannya mengikuti perubahan-perubahan yang mereka usulkan menyangkut larangan bepergian ke tujuh negara mayoritas muslim, kata sejumlah sumber yang mengetahui surat itu seperti dikutip Reuters.

“Kami menyambut perubahan yang dibuat pemerintahan Anda dalam beberapa hari belakangan mengenai bagaimana Departemen Keamanan Dalam Negeri menerapkan Instruksi Presiden itu,” bunyi salah satu kalimat pada rancangan surat itu.

Perusahaan-perusahaan IT yang bakal menandatangani surat itu adalah Apple Inc, Facebook Inc, induk perusahaan Google Alphabet Inc, Twitter Inc, Microsoft Corp dan Yahoo Inc. Namun sumber-sumber itu tidak ingin mengidentifikasinya karena pembicaraan menyangkut surat itu masih berjalan.

Pada 27 Januari, Trump mengeluarkan instruksi presiden untuk menerapkan larangan selama 90 hari kepada warga negara Iran, Irak, Libya, Somalia, Sudan, Suridan dan Yaman, serta larangan selama 120 hari kepada segala macam pengungsi.

Larangan perjalanan ini menimbulkan kekacauan di mana-mana ketika orang-orang asing menjadi terjebak di bandara-bandara di AS, selain juga di seluruh dunia.

Jumat pekan lalu hakim pada mahkamah agung federal membatalkan untuk sementara perintah Presiden Trump itu yang membuat Trump mengkritik hakim dan sistem peradilan.

“Kami siap membantu pemerintahan Anda mengidentifikasi kesempatan-kesempatan lain dalam memastikan karyawan kami bisa bepergian dengan kepastian dan tanpa penundaan,” kata perusahaan-perusahaan IT yang beberapa di antaranya memiliki hubungan yang dingin dengan Trump selama kampanye Pilpres tahun lalu.

“Kami khawatir, Instruksi Presiden anda baru-baru ini akan berdampak kepada banyak pemegang visa yang telah bekerja keras di sini di Amerika Serikat dan turut memberikan sumbangsih bagi keberhasilan negara kita, kemampuan kita dalam menumbuhkan perusahaan-perusahaan kita dan dalam menciptakan lapangan pekerjaan yang tergantung pada kontribusi para imigran dari semua latar belakang,” sambung mereka dalam rancangan surat itu.

Perusahaan-perusahaan IT seperti Amazon.com Inc dan Expedia Inc, yang keduanya berbasis di Washington, mengajukan berkas dukungan untuk izin tinggal sementara yang diputuskan hakim Washington, demikian Reuters. Sumber : Antara