Foto: Anggota Komisi XI DPR RI, I Gusti Agung Rai Wirajaya saat bersama Kepala KPw BI Provinsi Bali Trisno Nugroho usai meresmikan Pasar Sindhu sebagai pasar tradisional digital berbasis QRIS.

Denpasar (Metrobali.com)-

Anggota Komisi XI DPR RI, I Gusti Agung Rai Wirajaya sangat mengapresiasi upaya Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali dalam mendorong pasar rakyat menjadi pasar tradisional digital berbasis QRIS  (Quick Response Code Indonesia Standard)

Salah satunya Pasar Sindhu, Sanur, Kota Denpasar sebagai pasar tradisional digital berbasis QRIS yang diresmikan Sabtu (27/06/2020) bersama Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Bali, Trisno Nugroho.

Rai Wirajaya mengatakan akan terus mendorong Bank Indonesia dan kalangan perbankan khususnya untuk menyediakan sarana pembayaran digital di berbagai jenis usaha sehingga resiko penyebaran virus Corona atau Covid-19 bisa ditekan sekecil mungkin.

Apalagi pasar menjadi klaster yang sangat rentan penularan virus Corona. Karena itu dengan langkah Bank Indonesia Provinsi Bali bersama pemerintah daerah dan perbankan untuk menerapkan pasar rakyat sebagai pasar tradisional digital berbasis QRIS akan terus didorong.

“Saya di Komisi XI terus mendorong Bank Indonesia berinovasi untuk menggalakkan gerakan non tunai,” kata Anggota Fraksi PDI Perjuangan Dapil Bali ini.

Politisi asal Desa Peguyangan, Denpasar ini mendorong masyarakat dan pelaku usaha di Bali untuk melakukan transaksi pembayaran secara non tunai menggunakan QRIS. Selain aman dan efisien, QRIS juga efektif untuk meminimalisir risiko penularan Covid-19.

“Mari kita saling mendukung, bergotong royong dan bahu membahu mencegah penyebaran Covid-19. Dengan transaksi pembayaran digital berbasis QRIS kita sudah siap bertransformasi menuju tatanan kehidupan era baru yang bersih, sehat dan aman,” tandas Anggota DPR RI empat periode ini.

Untuk diketahui sampai dengan akhir Juni 2020, jumlah merchant QRIS (Quick Response Code Indonesia Standard) di Provinsi Bali telah mencapai hampir 100.000. Dimana 51 persen merchant ada di Kota Denpasar.

“Tiap minggu kenaikannya 5 sampai 7 ribuan dan kita dorong perbankan lebih agresif dalam implementasi pembayaran berbasis QRIS,” ungkap Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Trisno Nugroho.

Ia mengaku optimis, dengan adanya komitmen perbankan dan dukungan dari pemerintah daerah, merchant yang akan menggunakan QRIS hingga akhir tahun 2020 minimal mencapai 200.000.

Implementasi penggunaan sarana QRIS telah dikenalkan di Bali mulai dari acara Rakornas Transaksi Non Tunai Pemda seluruh Indonesia di Sanur pada tanggal 7 November 2019.

Trisno mengatakan pasar rakyat atau pasar tradisional sangat rentan terhadap penyebaran Covid-19. Terlebih saat ini, peningkatan jumlah angka positif Covid-19 di Bali khususnya di Kota Denpasar terus bertambah akibat penularan transmisi lokal yang terjadi di pasar tradisional (klaster pasar).

“Perlu disiapkan protokol kesehatan termasuk sarana pembayaran yang digital agar masyarakat khususnya pembeli dan pedagang aman berniaga, produktif dan sehat,” pungkas  Trisno Nugroho. (wid)