Ket foto : Walikota Denpasar, IB Rai Dharmawijaya Mantra saat ngaturang Bhakti Siwaratri dan Memberikan Dharma Wacana di Pura Dalem Desa Adat Sumerta, Denpasar, Kamis (24/1). 
Denpasar, (Metrobali.com)
Hari Suci Siwaratri yang diperingati setiap Purwaning Tilem Sasih Kepitu dilaksanakan oleh Umat Hindu di Bali. Tak terkecuali Desa Adat Sumerta yang juga menggelar persembahyangan Hari Suci Siwaratri bersama yang dipusatkan di Pura Dalem Desa Adat Sumerta, Denpasar, Kamis malam (23/1).
Hadir dalam kesempatan tersebut Walikota Denpasar, IB Rai Dharmawijaya Mantra beserta jajaran Pemerintah Kota Denpasar. Walikota Denpasar juga turut memberikan Dharma Wacana dihadapan masyarakat dan krama Desa Adat Sumerta.
Bendesa Adat Sumerta, I Wayan Butuantara mengatakan bahwa Hari Suci Siwaratri merupakan  momentum penting bagi umat Hindu sebagai ajang mulat sarira atau instrospeksi. Tentunya dalam setiap perayaan rutin dilaksanakan guna memberikan edukasi dan pemahaman bagi masyarakat. Khususnya tentang makna dan tujuan perayaan Hari Suci  Siwaratri.
“Dari pelaksanaan persembahyangan yang dilanjutkan dengan beragam kegiatan keagamaan seperti Makekawin, Mageguritan dan Dharma Tula diharapkan memberikan pehamaman bagi masyarakat,” jelasnya
Walikota Denpasar, IB Rai Dharmawijaya Mantra menekankan bahwa Hari Suci Siwaratri merupakan momen untuk merenungi segala perbuatan yang telah dilaksanakan. Tentunya hal ini tidak hanya menjadi hari peleburan dosa, melainkan merenung untuk menjadi lebih baik kedepanya.
Rai Mantra menjelaskan, jika dilihat dari dua suku kata yakni Siwa dan Ratri, maka dapat diartikan sebagai upaya penyucian terhadap kegelapan diri.
“Dosa itu tidak bisa ditebus dengan berbuat dosa, melainkan dengan mengakui dosa dan merenunginya untuk diampuni, hal inilah yang sejatinya kita maknai dalam Hari Suci Siwaratri,” ujar Rai Mantra
Lebih lanjut dikatakan, semasih manusia belum sepenuhnya mengetahui dan menyadari akan adanya dosa dalam diri, maka sepanjang itulah akan ada kegelapan. Tentunya Hari Suci Siwaratri sebagai pengingat bahwa dosa itu ada dan harus disadari dan diakui untuk memohon pengampunan.
“Tentunya harus diisi dengan kegiatan yang positif dengan kesadaran, seperti Dharma Tula, Monobrata, Jagra, Upawasa, Mulat Sarira dan mengendalikan Panca Indra sebagai wujud wiweka umat Hindu,” pungkas Rai Mantra. (Ags/HumasDps)