305963_qnb-league_663_382

Denpasar, (Metrobali.com) –

Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Imam Nahrowi meminta kepada Mabes Polri untuk tidak menerbitkan izin keramaian bagi kegiatan di bawah PSSI, termasuk penyelenggaraan Indonesia Super Leaque (ISL) atau QNB Leaque.

Mabes Polri pun melaksanakan instruksi Menpora. Beberapa pertandingan kasta tertinggi sepakbola nasional terpaksa batal karena tak mendapat izin pihak kepolisian. Menanggapi pelarangan pelaksanaan QNB Leaque oleh Menpora, Dirijen Semeton Dewata, Suporter Bali United Pusam, Arief Joe Maggot menyayangkan penghentian liga.

Joe mengaku mendukung langkah yang dicanangkan Menpora dan BOPI. Hanya saja, penerapan hal tersebut terkesan terburu-buru. Apalagi sanksi ketat dijatuhkan di tengah pelaksanaan liga.

“Kalau menurut saya sangat bagus apa yang dicanangkan oleh Menpora dan BOPI. Tapi terkesan agak terburu-buru,” kata Joe, Minggu 26 April 2015.

Menurutnya, alangkah arif jika Menpora dan BOPI memberlakukan aturan tersebut pada tahun depan, sesuai kesepakatan dengan seluruh klub kontestan liga.

“Jadi tidak mengganggu kelangsungan liga, karena sudah banyak pemain terikat kontrak. Klub juga terikat kontrak dengan pihak sponsor,” papar dia.

Apa yang terjadi saat ini, Joe melanjutkan, tentu saja merugikan banyak pihak. “Kami menghargai semua proses untuk menuju era sepakbola yang lebih bagus. Sudah waktunya reformasi untuk PSSI. Sudah waktunya sepakbola kita berprestasi,” tegas pria pengoleksi batu akik tersebut.

Dihubungi terpisah, Ketua The Jakmania Bali, Bagus Eko Febryanto menuturkan, pembekuan PSSI dan pelarangan izin menggelar pertandingan QNB Leaque di seluruh wilayah Indonesia membawa kerugian yang besar bagi klub peserta liga.

“Tentu saja membuat beban klub peserta liga meningkat akibat jadwal yang molor” katanya. Tak hanya klub, menurut Bagus suporter juga terkena imbas akibat kebijakan sepihak tersebut. Dari suporter sendiri tentu sangat merugikan. Menurutnya, ada beberapa rekannya di The Jakmania Bali yang telah membeli tiket pesawat sejak lama dan mengambil cuti bekerja untuk menyaksikan Persija berlaga. “Tapi pertandingannya batal, tentu saja mereka dirugikan. Begitu juga masyarakat pecinta sepakbola nasonal,” katanya.

Hal senada diungkapkan juru bicara Aremania Dewata, Samsul Huda. Ia mengaku sangat kecewa dengan langkah Menpora. “Tentu kita sangat kecewa terhadap Menpora. Tidak seharusnya Menpora menghentikan liga. Masyarakat dan pecinta bola sangat dirugikan,” katanya.

Tak hanya publik penggila bola, Samsul menyebut banyak pihak lain yang ikut dirugikan akibat kebijakan tak jelas Menpora. “Para pengais rezeki di setiap pertandingan seperti tukang parkir, tukang tiket, pedagang asongan, juga ikut dirugikan,” tegas dia.

Menurutnya, jika Menpora serius ingin membenahi PSSI tak perlu melakukan pembekuan atau penghentian liga. “Biarkan liga tetap berjalan. Aremania sejagatraya sangat kecewa terhadap Menpora,” tutur Samsul. BOB-MB