Pelepasan Ribuan tukik untuk kembali ke habitatnya merupakan suatu
bentuk pelestarian serta perlindungan terhadap hewan langka yang
dilindungi undang-undang tersebut. Untuk itu dalam serangkaian acara
guna memperingati HUT Kota Negara ke-116 dan HUT RI ke-66, Bupati
Jembrana I Putu Artha didampingi oleh Sekda Kabupaten Jembrana I Gede
Gunadnya beserta pejabat pemerintahan Kabupaten Jembrana melakukan
kegiatan pelepasan tukik ke laut bebas di wilayah pantai perancak desa
perancak (13/08). Kegiatan tersebut di sambut baik oleh masyarakat
desa Perancak dan kelompok pelestari penyu Kurma Asih desa perancak.
Ratusan siswa Sekolah Dasar ikut serta dalam kegiatan pelepasan anak
penyu tersebut.
Ketua kelompok pelestari penyu Kurma Asih Wayan Anom Astika Jaya
mengatakan bahwa dari berdirinya kelompok pelestari penyu ini pada
tahun 1997 sampai saat ini hampir 150 ribu ekor penyu sudah di lepas,
periode april hingga september 2011 ini banyak para warga masyarakat
yang sadar akan lingkungan hidup menyerahkan telur penyu yang mereka
temukan di sepanjang pesisir pantai kawasan jembrana untuk ditetaskan
dan nantinya tukik yang lahir akan di lepas. “Kesadaran Warga Jembrana
sangat tinggi terhadap kelestarian penyu, untuk itu kami memberikan
reward atau bonus kepada setiap telur penyu yang diserahkan kepada
kami, konservasi tidak akan berjalan baik tanpa adanya kompensasi
kepada masyarakat”, ujar Anom.
“Kami sebagai aktivis akan terus melakukan koordinasi kepada
Pemerintah daerah maupun Provinsi serta relawan dan donatur yang dapat
membantu kami demi tetap bejalannya kegiatan konservasi ini, sebab
sekarang tempat yang kami gunakan sudah over load dengan banyaknya
telur penyu yang ada dan penampungan tukik sudah melebihi batas.
Takutnya disini bukan konsevasi yang ada melainkan menjadi kuburan
bagi tukik. Sirkulasi air laut juga masih kami lakukan secara manual
dengan mengangut air laut menggunakan ember ke bak penampungan”
tegasnya.

Ditemui seusai kegiatan, Bupati Artha mengatakan kegiatan seperti ini
harus sering dilakukan sehingga tidak ada bentuk penyelewengan penyu.
”Saya akan upayakan ke pusat agar nantinya mendapat perhatian lebih
baik dari pendanaan dan fasilitas bagi kelompok pelestari penyu yang
ada. Karena itu merupakan suatu keunikan dan kebanggan bagi Jembrana
untuk nantinya menjadi agenda wisata untuk dapat menarik wisatawan
datang dan mengamati penyu disini”, ucap Artha. ”Kita harus bangga
karena hanya Jembrana di pulau bali ini yang dijadikan tempat bagi
penyu untuk bertelur, untuk itu kita sebagai masyarakat Jembrana harus
menjaga kelestarian binatang yang dilindungi undang-undang ini. Jangan
pelepasan tukik hanya dijadikan kegiatan ceremonial saja, saya tidak
mau tukik di Jembrana dibawa ke tempat lain untuk nantinya dilepas
disana, kalau mau melepas tukik datanglah ke-jembrana sebab penyu itu
sendiri sudah merasa nyaman untuk bertelur disini, kenapa harus dibawa
ke tempat lain” tegas Artha.
(Yudi/Humas-Jembrana).