Foto: Calon Perbekel Petahana Desa Dangin Puri Kangin, Kecamatan Denpasar Utara, Kota Denpasar, Ir. I Gusti Ngurah Putrawan.

Denpasar (Metrobali.com)-

“Inovator sejati dan disruptive leader dari desa.” Ungkapan inilah yang rasanya pas menggambarkan sosok Perbekel Desa Dangin Puri Kangin, Kecamatan Denpasar Utara, Kota Denpasar, Ir. I Gusti Ngurah Putrawan.

Ia memang dikenal sebagai sosok pemimpin inovatif di tingkat desa. Putrawan mampu melakukan perubahan besar dengan cara-cara yang tidak konvensional, menantang kemapanan dan keluar dari zona nyaman (disruption) hingga akhirnya membawa Desa Dangin Puri Kangin sebagai salah satu Desa Digital (Digital Village) pertama di Indonesia.

Inovasi Desa Digital ini bahkan tidak hanya mendapatkan pengakuan di Bali maupun nasional melainkan sudah tersohor dan mendapat pengakuan serta apresiasi dunia internasional. Misalnya saat menjadi objek kunjungan delegasi pertemuan tahunan IMF-World Bank pada Oktober 2018 silam.

Putrawan mampu menjadi pionir dan meletakkan dasar-dasar tranformasi digital desa di tengah kota (Berdesa di Kota) ini dengan salah satu ikon progamnya. Yakni hadirnya aplikasi M-Desa Dangin Puri Kangin yang mampu mewujudkan layanan masyarakat desa dalam genggaman.

Aplikasi mobile  mempermudah dan mempercepat pelayanan publik kepada warga hingga juga membuka gerbang transparansi seluas-luasnya dalam pengelolaan keuangan desa.

Melalui aplikasi M-Desa ini masyarakat desa dapat dengan mudah mengakses pelayanan administrasi desa dan berbagai informasi yang dibutuhkan, seperti pengumuman, aktivitas desa, hingga transparansi anggaran dan pendapatan desa.

“Inovasi M-Desa bukan inovasi pencitraan tapi kebutuhan masyarakat yang kita gali bersama agar ada pelayanan prima sebagai etos kerja tulus, kerja lurus, dan kerja tegas,” kata Putrawan ditemui di Denpasar, Kamis (10/10/2019).

Majukan Desa Digital dengan Filosofi Taksu

Namun Putrawan merasa pondasi keberhasilan progam-programya dalam membangun Desa Digital ini hanyalah langkah awal dan sebagian titik-titik kecil dari rencana dan program yang lebih besar, inovatif dan disruptif dalam memajukan desa yang kini menjadi lab site nasional pengembangan Desa Digital ini.

Karenanya ia memutuskan untuk melanjutkan pengabdiannya dengan kembali maju pada Pemilihan Perbekel (Pilkel) Desa Dangin Puri Kangin Periode 2019-2025 yang menjadi bagian dari Pilkel Serentak di Kota Denpasar pada 27 Oktober mendatang.

“Saya ingin menuntaskan apa yang telah saya mulai untuk membangun dan memajukan Desa Dangin Puri Kangin. Sekarang dicari pemimpin inovator. Berat tantangan ke depan kalau pemimpin tidak bisa berinovasi,” ungkap Putrawan.

Maju sebagai Calon Perbekel petahana menuju dua periode, tentu Putrawan berbekal aksi dan progam nyata serta segudang keberhasilan dan prestasi selama periode kepemimpinan pertama.

Di periode kedua ini ia semakin matang untuk memimpin Desa ini dengan Filosofi “Taksu” (Transparan, Akuntabel, Kreatif, Unggul) dijadikan landasan berkelanjutan dan meneruskan progam penataan pemerintah desa ke depan.

Polatisipatif akan dijadikan pilar untuk pemberdayaan dan sinergitas masyarakat di tujuh banjar/lingkungan lebih berdaya dalam pengelolaan lokal berskala desa.

Yakni dengan revitalisasi banjar/dusun sebagai pusat pendidikan kebudayaan serta pelayanan masyarakat berbasis kearifan lokal yang ditopang oleh data berbasis digital.

Pelayayan Tulus Wujud Kesejahteraan “Nawa Rata”

Putrawan kembali berbekal dan menajamkan Visi “Sewaka Prajahita #2” yakni memberikan pelayanan yang tulus untuk kesejateraan masyarakat yang berkelanjutan.

Misinya yakni pertama, optimalisasi penataan potensi desa secara berkelanjutan berbasis digital. Kedua, mengembangkan dan menyelaraskan semua potensi desa untuk mendukung ekonomi kreatif desa. Ketiga, membangun ekonomi produktif menuju peningkatan Indeks Desa Membangun yang mandiri.

Ia pun melanjutkan dan mematangkan Progam Strategis Desa Dangin Puri Kangin Mencapai Kesejahteraan “Nawa Rata”

Pertama, optimalisasi tata kelola pemerintah desa dengan paradigma perubahan dengan inovasi dan berkelanjutan berbasis digital dan berkearifan lokal. Kedua, konektivitas melalui pembinaan dan pemberdayaan masyarakat desa guna menunjang ekonomi kreatif desa.

Ketiga, penguatan dan peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) untuk mempercepat target pembangunan desa yang berkelanjutan. Keempat, pranata aset, fasilitas desa ,manajemen menuju desa mandiri dan tangguh.

Kelima, reformasi birokrasi pemerintahan desa mengacu regulasi substasi UU 6 Tahun 2014 tentang Desa dan menuju desa sadar hukum serta inovasi desa yang mandiri.

Keenam, menantapkan Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM) berkelanjutan dan fokus pada azas manfaat Pembinaan dan Pemberdayaan Lembaga Desa menuju kesejahteraan bersama.

Ketujuh, revitalisasi pembangunan infrastruktur banjar /kantor desa sebagai pusat kebudayaan dan pelayan publik yang prima. Kedelapan,  fasilitator dan bekerjasama dengan pihak ketiga dalam rangka ikut membangun intergrasi desa.

Kesembilan, peningkatan kualitas hidup masyarakat desa,dengan tata kelola kebersihan, kesehatan, pendidikan, persampahan yang menunjang Indek Desa Membangun (IDM).

“Pondasi kami sudah kuat dengan Big Data di desa. Tinggal lakukan inovasi berkelanjutan menuju Desa Cerdas,” imbuh Putrawan yang juga Ketua Forum Perbekel Lurah Kota Denpasar ini.

“Kalau Kepala Desa atau Perbekelnya tidak cerdas kenali potensi desa maka akan sulit membangun desa di tengah kota yang kompleksitasnya cukup tinggi,” tutup Putrawan. (wid)