Puspayoga : Pariwisata Bali Harus Berbasis Kerakyatan
Ia melihat belakangan ini muncul kecenderungan pengembangan industri pariwisata yang mulai tercerabut dari akarnya yakni, adat , budaya dan krama Bali. “Pariwisata Bali ini sangat diminati wisatawan. Apakah karena keindahan alam Bali? Tidak juga. Tapi kenapa mereka terbius, karena budaya Bali. Maka pertahankan budaya Bali, supaya taksu Bali, ruh Bali, vibrasi Bali tetap terjaga. Pariwisata tanpa budaya, Bali tak ada apa-apanya,” tegas kandidat Gubernur yang diusung PDIP ini.
Menjaga budaya Bali, sambung Puspayoga, tak dapat dilepaskan begitu saja dari sektor pertanian Bali. Oleh sebabnya, kata kandidat yang berpasangan dengan Dewa Nyoman Sukrawan ini, industri pariwisata dan sektor pertanian bagai dua sisi dalam keping uang logam.
“Salah satunya adalah subak yang mesti terus dipertahankan. Meski Denpasar adalah wilayah perkotaan, tapi punya ‘subak luk atak’ di Peguyangan yang menjadi subak terbaik se-Bali. Subak kita masih bertahan di tengah gempuran pembangunan,” terang penggemar kain endek Bali ini.
Namun di tengah komitmennya menjaga subak dan pertanian, ada yang menjadi kekhawatiran Puspayoga. “Petani tidak mau lagi menggarap sawahnya. Inilah sebetulnya kesalahan pemerintah. Ke depan, harus dibuat agar para petani itu asyik mencintai pekerjaannya. Pertanian itu bagian sinergi kepariwisataan. Kalau pertanian hancur, budaya juga terancam,” papar Puspayoga.
Untuk tetap menjaga pariwisata, budaya dan pertanian Bali, Puspayoga menggagas desa wisata. Desa wisata ini merupakan konsep pariwisata berbasis kerakyatan. Di mana, katanya, masyarakat di daerah setempatlah yang dapat menikmati pembangunan dan pertumbuhan pariwisata. Sehingga, distribusi kesejahteraan akan semakin cepat terealisasi. “ Seperti Kuta, pengembangan desa wisata penting, agar tanah di bali tak dikuasai kapitalis,” ucap Puspayoga.
“Pariwisata harus dikuasai oleh mereka yang memiliki tanah, masyarakat Bali. Kesenian dan budaya itu tak boleh dieksploitasi. Kalau turis mau megamel ya ke banjar. Jangan senimannya dieksploitasi. Inilah konsep pariwisata kerakyatan,” imbuh Puspayoga. BOB-MB
9 Komentar
tong kosong nyaring bunyinya, teori2 saja, kenyataanya berbanding terbalik,,bali sbg daerah wisata, yg paling penting adalah keamanan, aman dr ancaman terorist, klo sdh aman , tamu akan rame ke bali, klo bali setiap saat msh di ancam terorist kt akan kelimpungan semua, makanya klo pengin jd gub hrs paham semua, jgn hny bs menghadiri potong gigi massal sj sdh ngaku2 ajeg bali, sdh jd wagub sj jarang ngantor, gaji jln terus, diajak temu wirasa kesepakatan damai pilgub sj diwakilkan,,,gmn bali mau maju klo model bgini pemimpinnya,,,,
Xixixiii..Harap makkum p nyoman..Namanya jg cagub bingung
Orang-orang Pasti-Kerta kerjaannya menghujat terus..saya liat di FB dan twitter, kerjaannya menghujat terus..bagaimana bali bisa aman jika isinya hanya hujatan terus…hoaaaakkkk….cuuuiiihhhhh
Suka suka gue donggg..Masyalah buat loe…Gua copot jg jantung loe
Jeg merekak pesan puspayoga ngomong..Be terjun ke lapangan langsung mare care kebo mebalih gong..Ne be cagub lebian pules jak ngipi sing taen megae
dan berbasis ke puri2..sehingga feodalisme lagi hidup di masyarakat yg masih suka menjadi parekan…
Suka suka gue donggg..Masyalah buat loe…Gua copot jg jantung loe
Pariwisata kerakyatan ini seharusnya sudah di pikirkan dan dilaksanakan dari duluw ,Tapi tidak ada kata terlambat saya lihat comment di atas tidak sesuai denga topik berita jauh melenceng seharusnya orang yang lebih tua mendidik yang muda siapapun pemimpin bali kita masyarakat tidak usah timpal makan timpal ,Saat bali di serang darii luar kita dengan nyama saling dongdit,
salam
putu merta
Fakultas Hukum Salah satu Kampus Di Jogja
pak puspa selama ini selaku wagub kerjanya apa????
melali kemu mai sambil nelikung gubernur
seharusnya pak puspa kerja demi rakyat
jangan cari popularitas sendiri…
seandainya pak puspa jadi gubernur tyang tunggu apa program nyata buat masyarakat bali.. pasing RRD alias omong doang…