fahmi habsyi

Jakarta (Metrobali.com)-

Direktur Eksekutif Pusat kajian (Pusaka) Trisakti Fahmi Habsyi meminta Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaya Purnama (Ahok) untuk memperbaiki gaya komunikasi politiknya agar lebih diterima berbagai kalangan.

“Niat baik jika salah menyampaikan akan disikapi berbeda. Politik itu persepsi. Banyak hal sama, apa yang dipikirkan Ahok tentang merapikan Jakarta dengan yang dipikirkan FPI,” kata Fahmi menanggapi aksi unjuk rasa FPI menolak Ahok jadi gubernur di Jakarta, Rabu (24/9).

Fahmi mengatakan beberapa langkah Ahok ada juga yang sejalan dengan agenda FPI soal pemberantasan maksiat. Misalnya penutupan diskotek Stadium beberapa waktu lalu.

“Bertahun-tahun FPI demo minta kepolisian menutup Stadium tapi akhirnya eksekusi di tangan pemprov DKI. Hal yang tidak mungkin dituruti di era Foke walau Foke dianggap dekat kelompok Islam,” jelasnya.

Ia mengatakan desakan berbagai pihak termasuk FPI yang menolak Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaya Purnama (Ahok) mundur hanya sebagai dinamika demokrasi selama Ahok berkomitmen untuk mewujudkan Trisakti dalam pengelolaan pemerintahan maka harus dibela.

“Selama Ahok tetap dalam koridor mewujudkan Trisakti kebijakan pro rakyat, menjaga keharmonisan antarumat beragama, pemerintahan akuntabel, dan tidak ingin memperkaya diri dengan menyalahgunakan jabatan, atas nama konstitusi dan keadilan kita harus membela Ahok,” katanya.

Menurut dia, ini hanya dinamika demokrasi dan persoalan bahasa komunikasi politik saja dan dibumbui kekecewaan elit parpol yang tidak senang Ahok yang lebih dukung pilkada langsung dan mengincar jabatan gubernur melalui pemilihan DPRD. AN-MB