FAHMI HASBY

Jakarta (Metrobali.com)-

Direktur Eksekutif Pusat Kajian (Pusaka) Trisakti Fahmi Habsyi menyarankan agar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebelum kembali ke Indonesia untuk merenung dan berpikir lebih jernih untuk bangsa dan kehormatannya sendiri.

“Jika sudah begini massiv-nya kekesalan publik terhadap SBY disarankan untuk tidak usah kembali dulu ke Indonesia dan lebih baik untuk merenung dan berpikir,” kata Fahmi di Jakarta, Sabtu (27/9).

Fahmi menjelaskan dengan merenung lebih jernih di luar negeri agar SBY mendapatkan hidayah dan pencerahan dari Tuhan YME diantara dua pilihan.

Pilihan pertama yaitu SBY, kembali Indonesia untuk bergabung bersama-sama rakyat dan mengajak partai yang dipimpinnya Demokrat memperkuat koalisi pemerintahan Jokowi-JK dan membagikan sumbangsih pemikiran untuk membangun Indonesia maju, berkualitas dan demokratis ke depan.

Pilihan kedua lanjut Fahmi, SBY tetap mempertahankan dukungannya pada koalisi yang dikomandani Amien Rais yang makin merosotkan kewibawaan dan kehormatan SBY dimata publik yang sudah di titik nadir dengan berbagai skandal korupsi yang menimpa menteri dan kadernya.

“Atau jika SBY masih penuh keraguan atas dua opsi di atas masih ada opsi ketiga SBY tidak usah kembali ke Indonesia dan tetap tinggal di luar negeri dalam lawatannya sekarang untuk menikmati masa pensiun, menulis buku dan menciptakan lagu dibanding jadi keprihatinan publik nasional dan dunia internasional tanpa legacy yang diwariskan,” katanya.

Menurut Fahmi rakyat Indonesia pemaaf dan SBY masih punya cukup waktu untuk mempertimbangkan pilihan-pilihan di atas. Tidak perlu mememerintahkan SMS kepada Max Sapaqua atau Nurhayati untuk memilih opsi tersebut. “Cukup istikharah pada Gusti Allah, dengarkan saran keluarga terdekat dan dengarkan suara hati nurani”.

Pasca-walk-outnya Partai Demokrat pada saat pengambilan suara di rapat paripurna yang lalu meninggalkan kesan dan jejak hitam bagi rakyat Indonesia dikarenakan sikap plin-plan yang ditampilkannya, padahal beberapa hari sebelumnya Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan dukungannya pada pilkada langsung dan memerintahkan fraksi partai demokrat untuk mendukung penolakan pilkada melalui DPRD.

Kekecewaan tersebut beredar didunia maya hingga hastag #ShameOnYouSBY menembus trending topic dunia teratas di Twitter di saat SBY sedang melakukan lawatan ke Amerika Serikat.

“Saat seluruh rakyat menanti pertaruhan masa depan hak politik dan demokrasinya malah jalan-jalan. SBY sebaiknya tidak usah kembali ke Indonesia dahulu hingga pelantikan presiden tanggal 20 Oktober. Jadi SBY punya waktu untuk berpikir jernih apa yang sebaiknya dilakukan untuk bangsa ini kedepan,” ujar politisi PDI Perjuangan ini. AN-MB