Foto: tokoh masyarakat Karangasem Nyoman Purwa Ngurah Arsana yang juga caleg terpilih untuk DPRD Bali dapil Karangasem dari PDI P pada Pileg 2019.

Karangasem (Metrobali.com)-

Kabupaten Karangasem tercatat sebagai salah satu daerah di Bali yang akan menggelar Pilkada (Pemilihan Kepala Daerah) Serentak pada 2020 mendatang. Sejumlah nama pun sudah mulai berembus dan beredar di publik.

Menurut tokoh masyarakat Karangasem Nyoman Purwa Ngurah Arsana yang juga caleg terpilih untuk DPRD Bali dapil Karangasem dari PDI P pada Pileg 2019, ada sejumlah kriteria yang perlu dimiliki calon pemimpin Karangasem ke depan agar mampu membawa daerah ini lebih maju.

“Pertama, calon pemimpin Karangasem harus berkarakter kuat,” kata politisi yang akrab disapa Purwa Arsana ini ditemui di Karangasem, Selasa (27/6/2019).

Calon pemimpin yang kuat ini diharapkan mampu membangun Karangasem keluar dari zona kemiskinan. Dia harus mampu membangun Karangasem agar maju, melepaskan label sebagai daerah miskin.

“Kami jengah Karangasem terus-terusan dilabeli dan digaungkan daerah miskin,” kata Purwa Arsana yang lolos ke DPRD Bali periode 2019-2024 dengan mengantongi 14.054 suara pada Pileg 2019 ini.

Jadi membangun Karangasem dan melepaskan stigma sebagai daerah kantong kemiskinan ini harus di tangan pemimpin yang kuat, punya pengaruh dan hubungan atau jaringan keluar daerah yang tinggi serta mampu menarik investor.

“Jadi tidak cukup hanya kemampuan intelektual, harus ada pemimpin yang berani dan kuat dalam segala hal. Sebab Karangasem ini karakter daerahnya panas, keras. Jadi pemimpinnya juga harus keras, dalam artian gigih, berani, punya kemampuan kuat,” ujar Purwa Arsana.

Kedua, kata mantan Wakil Ketua DPRD Bali periode 2004-2009 dari PKPB ini, calon pemimpin Karangasem ke depan harus mampu membangkitkan potensi Karangasem khususnya di sektor pariwisata. Sebab daerah di bawah kaki Gunung Agung ini dianggap punya potensi yang luar biasa, bahkan melebihi beberapa daerah lainnya di Bali.

“Karangasem punya potensi luar biasa dibandingkan kabupaten lain di Bali dengan alamnya. Banyak potensi alam yang masih tersembunyi belum dieksplorasi khususnya untuk pengembangan pariwisata,” ungkap pria berdarah “biru” dari Jero Kanginan, Desa Adat Bugbug itu.

Ia mencontohkan daya tarik keindahan alam di Bukit Asah, Desa Bugbug, Karangasem. Terletak di balik Pantai Prasi, obyek wisata baru di Bali ini menyajikan keindahan pemandangan tebing dan hamparan laut biru serta suasana tenang luar biasa.

Kini destinasi ini telah dikembangkan menjadi tempat kemah yang menawarkan pengalaman berbeda dan menjadi salah satu destinasi wisata unggulan Karangasem.

“Jadi salah satu kriteria penting pemimpin Karangasem adalah mampu mengembangkan potensi alam jadi potensi pariwisata. Bila perlu jadi pariwisata unggulan di Bali,” ujarnya lantas berharap potensi pariwisata yang sekarang tidur ini harus dibangkitkan dan dikembangkan terus.

Ketiga, calon pemimpin Karangasem tentunya haruslah orang yang bersih dan tulus untuk membangun daerah ini. Bukan tipe-tipe pemimpin yang ingin mencari proyek untuk memperkaya diri.

“Kemenangan calon pemimpin Karangasem nanti haruslah karena kemenangan karma baiknya. Karena niat tulus mensejahterakan masyarakat Karangasem, bukan karena ingin cari jabatan atau kekayaan,” imbuh pria yang juga pengusaha sukses dan dikenal dermawan ini.

Seperti diberitakan sebelumnya, Komisi Pemilihan Umum (KPU)berencana menggelar Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak pada 23 September 2020. Di Indonesia total ada 270 daerah yang akan menggelar Pilkada Serentak ini baik untuk pemilihan Gubernur, Bupati maupun Walikota.

Rinciannya ada 9 provinsi (pemilihan gubernur dan wakil gubernur), 224 wilayah kabupaten (pemilihan bupati dan wakil bupati) serta 37 kota (pemilihan walikota dan wakil walikota).

Untuk di Bali sendiri tercatat enam daerah yang akan menggelar Pilkada Serentak yakni Kota Denpasar, Kabupaten Badung, Kabupaten Tabanan, Kabupaten Jembrana, Kabupaten Bangli dan Kabupaten Karangasem. (wid)