Udeng Poleng blusukan Senin 12 okt 2015 jam 6.30 pagi di Pasar Umadui Padang sambian

Udeng Poleng blusukan Senin 12 Oktober 2015 jam 6.30 pagi di Pasar Umadui Padang Sambian, Denpasar Barat.

Denpasar (Metrobali.com)-

Pungutan liar (pungli) terkait administrasi kependudukan yang sampai berjumlah 2 juta rupiah per suami istri disampaikan salah satu pedagang di pasar Tunjung Umadui, Padangsambian Klod, Senin pagi (12/10/2015) membuat Calon Walikota Denpasar nomor urut 3, I Made Arjaya yakin ada oknum yang bermain di dalamnya.

“Tadi jelas disampaikan ada suami istri diminta itu 2 juta, itu (uang) kemana? Siapa (oknum) itu? berarti kan ada permainan?,” kata Arjaya.

Hal lain memperkuat ada indikasi permainan oknum terkait masalah administrasi kependudukan di Kota Denpasar menurut politisi “Udeng Poleng” ini yakni lamanya proses adiministrasi kependudukan.  Bahkan ada juga warga yang bertahun-tahun tinggal di kota Denpasar namun belum memiliki KTP Denpasar hingga saat ini.

“Masalah administrasi kependudukan dimana ada yang ngurus sampai dua tahun, tidak ada yang bisa mengurus sampai bawah dua bulan kan?,Ada yang sampai 20 tahun 30 tahun tinggal hanya dengan lapor diri,” terangnya.

Udeng Poleng blusukan Senin 12 okt 2015 jam 6.30 pagi di Pasar Umadui Padang sambian1

Made Arjaya didampingi Calon Wakil Walikota, A.A Ayu Rai Sunasri  ini menginginkan kedepan sistem adiministrasi kependudukan mesti jelas. Pengendalian aturan main dalam mempersempit permainan oknum tertentu menurutnya sangat diperlukandalam sistem adiministrasi  Kota Denpasar.

“Ini yang kedepan harus mendapatkan antisipasi, pengendalian kependudukan dengan aturan main, bukan dengan seenak perut sendiri,” kata putra tokoh pendiri PDIP asal Sanur, I Nyoman Lepug (alm) ini.

Sementara hasil blusukannya di Pasar Sanglah, Pasangan Arjaya-Sunasri (AS) masih menyoroti kesembrawutan sistem permasalahan parkir. Penuhnya tempat parkir di pasar ini bahkan membuat beberapa warga memarkir kendaraannya di badan jalan hingga membuat kemacetan.

“Kita temukan beberapa warga memarkir kendaraan di badan jalan, kita telah berkordinasi dengan petugas dishub untuk menertibkan agar tidak macet,” ujar Arjaya.

Arjaya dan Wandira

Mengatasi permasalah parkir, Arjaya tawarkan program revitalisasi sistem pasar yang ada di kota Denpasar. Dalam revitalisasi pertama yang akan dipikirkannya adalah tempat parkir, akan berbeda dengan pengelolaan saat ini yang masih mengedepankan penambahan los dan kios pasar.

“Kedepan revitalisasi pasar  pertama harus dihitung parkir, namun sekarang malah terbalik yang dihitung berapa los berapa ruko yang bisa dibangun,” ungkapnya. JAK-MB