Puluhan warga mendatangi balai banjar setempat untuk menukarkan sampah plastik dengan beras, Jumat (10/7/2020).
Gianyar (Metrobali.com)-
Ditengah mewabahnya pandemi Covid-19, ekonomi masyarakat menjadi lesu. Ditambah lagi, banyaknya sampah plastik yang berserakan di lingkungan membuat tercetusnya ide aksi sosial yakni “Datang bawa plastik, pulang bawa beras”, seperti di Banjar Gelogor, Desa Lodtunduh, Kecamatan Ubud Gianyar. Puluhan warga mendatangi balai banjar setempat untuk menukarkan sampah plastik dengan beras, Jumat (10/7/2020).
I Made Janur Yasa, penggagas aksi ini menuturkan bahwa antusias masyarakat sangatlah besar terhadap aksi ini. Bahkan, dalama aksi di Banjar Gelogor, Desa Lodtunduh Ubud ini total sebanyak 50-an warga berpartisipasi.  “Setelah berjalan selama beberapa bulan ini, ternyata antusias dari banjar-banjar di Bali itu sangat tinggi, target saya adalah ini akan tersebar ke seluruh Bali sehingga memang Bali agar terbebas dari sampah plastik benar-benar terwujud,” ujarnya.
Untuk satu kilogram sampah plastik yang sudah dipilah, masyarakat dapat menukarkannya dengan satu kilogram beras. “Begitupun kelipatannya, semakin banyak sampah plastik yang dibawa maka akan semakin banyak pula beras yang didapatkan oleh masyarakat tersebut,” ungkap pengusaha asal Tabanan ini.
Dalam aksi hari ini, disediakan beras sebanyak 700 kilogram yang dapat ditukarkan oleh masyarakat Banjar Glogor. “Itu kami siapkan juga dari donatur yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini,” imbuh Janur.
Diungkapkan oleh Made Janur, bahwa metode yang dipakai oleh pihaknya untuk menyebarluaskan aksi ini terhadap setiap banjar atau desa yakni dengan metode estafet. “Jadi metode yang saya pakai adalah nanti masing-masing banjar yang sudah mengadopsi inisiatif ini dapat mempengaruhi banjar atau desa sebelahnya, jadi begitu seperti estafet dari banjar ke banjar,” ucapnya.
Sedangkan, Kelian Dinas Banjar Glogor, I Kadek Ariono mengatakan bahwa pihaknya sangat antusias menyambut aksi sosial ini. “Sangat diluar dugaan ini, masyarakat untuk mengumpulkan sampah plastik yang dapat ditukarkan dengan beras. Ini pertama kali ada kegiatan seperti ini di banjar kami, dari dulu memang tidak ada,” ujarnya.
Dikatakannya, sebelum adanya aksi ini kesadaran masyarakat untuk menjaga lingkungan dari sampah plastik memang kurang. “Itupun tidak, baru tiga minggu yang lalu saya umumkan dan kita bagikan secara mulut ke mulut untuk masyarakat nemilah sampah plastik yang dapat ditukarkan dengan sampah plastik dan baru mau mereka mengumpulkan sampah,” pungkasnya.
Diakuinya, bahwa ketika masyarakat mulai sadar untuk memungut sampah plastik membuat lingkungan menjadi bersih. “Ini menyebabkan lingkungan kami menjadi bersih, masyarakat mulai memungut sampah,” tutupnya.
Pewarta : Catur
Editor : Hana Sutiawati