Teneng Noleh

Denpasar (Metrobali.com)-

Pemerintah Provinsi Bali mendorong kinerja usaha industri mikro dan kecil (IMK) lewat PT Jaminan Kredit Daerah (Jamkrida) Bali Mandara yang hingga Kamis memberikan penjaminan senilai Rp847 miliar.

“Nilai penjaminan oleh PT Jamkrida Bali Mandara itu baru menjangkau 4 persen dari jumlah IMK di daerah ini yang mencapai 262.551 unit,” kata Kepala Biro Humas Pemerintah Provinsi Bali I Ketut Teneng di Denpasar, Kamis (29/5).

Ketut Teneng mengatakan bahwa pejaminan kredit tersebut sebagai upaya untuk membantu masalah permodalan bagi usaha mikro kecil menengah dan koperasi (UMKMK) di daerah ini.

Melalui berbagai kemudahan, kata dia, mampu meningkatkan pertumbuhan UMKM yang tersebar di delapan kabupaten dan satu kota di Bali sebesar 11 persen pada tahun 2013. Dia pun berharap pada tahun ini lebih meningkat lagi.

Ia menjelaskan bahwa pelaku usaha UMKM di Bali kini tercatat 262.551 unit, usaha mikro perdagangan 120.342 unit, usaha mikro industri pertanian 63.765 unit, usaha mikro undustri nonpertanian 55.385 unit, serta usaha mikro aneka jasa dan koperasi 34.400 unit.

Dengan adanya program Jamkrida Bali Mandara, Ketut Teneng berharap membawa angin segar bagi pertumbuhan produksi IMK sebagai salah satu lokomotif perekonomian Bali.

Melalui pemberian jaminan kredit bagi kalangan UMKM, lanjut dia, mereka mempunyai usaha secara layak yang dibiayai perbankan. Sebelumnya, mereka mengalami kesulitan akses perbankan karena ketiadaan agunan.

Ketut Teneng mengemukakan bahwa masalah jaminan (agunan) sering kali menjadi salah satu kendala dalam meningkatkan pertumbuhan produksi IMK di Bali.

Permasalahan klasik dan pelik tersebut, menurut dia, sangat memengaruhi gerak ekonomi kreatif IMK sehingga sulit untuk berkembang, padahal kearifan lokal pariwisata di Pulau Dewata memberikan dampak positif terhadap eksistensi IMK untuk berperan secara maksimal dalam menambah daya pikat industri kreatif.

Ketut Teneng mengharapkan dengan adanya pejaminan oleh PT Jamkrida Bali masalah permodalan yang dihadapi pengelola IMK dapat ditanggulangi sekaligus usahanya terus berkembang.

Ia berpendapat bahwa keberadaan IMK di Bali mampu mendorong kinerja ekonomi Bali karena produk hasil kerajinan maupun olahan sangat mengandalkan kedatangan wisatawan.

“Seluruh kegiatan IMK mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 174.900 orang atau 17,89 persen dari total tenaga kerja di Bali,” ujarnya. AN-MB