Foto: Pelatihan pembuatan komposter dari DPD PSI Tabanan disambut antusias.

Tabanan (Metrobali.com)-

Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kabupaten Tabanan bersama Perkumpulan Bali Rare Paduraksa mengadakan sosialisasi dan pelatihan pembuatan komposter bagi STT (Sekaa Teruna Teruni) Tunjuk Kelod bertempat di Kantor Perbekel Desa Tunjuk, Kecamatan Tabanan, Kabupaten Tabanan, Rabu (9/9/2020).

Acara pelatihan ini dimulai di Kecamatan Tabanan. Selanjutnya akan dilakukan secara bergilir di 4 kecamatan lainnya di Kabupaten Tabanan.

Kegiatan ini dihadiri langsung oleh Kepala DKLH (Dinas Kebersihan dan Lingkungan Hidup) Kabupaten Tabanan Made Subagia dan Perbekel Desa Tunjuk yang diwakili Kasi Pemerintahan.

Ketua DPD PSI Kabupaten Tabanan I Gede Putu Adhi Putera Negara menjelaskan kegiatan sosialisasi dan pelatihan ini berupa transfer inovasi kepada kalangan generasi milenial tentang pembuatan komposter sebagai upaya memanfaatkan sampah organik rumah tangga.

“Transfer teknologi pembuatan komposter memberikan manfaat yang besar yaitu adanya peningkatan pengetahuan generasi muda tentang manfaat sampah organik rumah tangga sebagai bahan baku pembuatan pupuk kompos padat, cair dan magot yang dihasilkan,” papar Adhi.

Lebih lanjut dijelaskan, ketersediaan kompos padat, cair dan magot BSF (Black Soldier Fly) bermutu dapat dihasilkan melalui proses pengolahan yang sesuai dengan standar yang tepat.

Mekanisme pengolahan secara umum meliputi pengumpulan sampah organik dari rumah tangga, difermentasi menggunakan mikroba starter.

Kegiatan pelatihan terdiri dari materi, diskusi dan praktek. Diantara materi yang disampaikan adalah penjelasan tentang hasil dari komposter yang berkualitas baik dan tidak mengeluarkan bau busuk tentunya.

Hal ini dinilai sangat penting diketahui anak muda yang mengikuti pelatihan agar mengetahui standar keberhasilan dalam pembuatan komposter.

“Pada saat menghadapi pandemi ini diharapkan generasi milenial ikut kreatif, sehingga menghasilkan sesuatu yang berguna minimal bagi keluarganya,” ujar Adhi.

Karenanya melalui pengolahan sampah organik ini diharapkan bisa mengasilkan pupuk organik tentu bisa digunakan untuk menyuburkan tanaman minimal yang ada di pekarangan rumah yang nantinya juga bisa bermafaat sebagai penunjang pangan di rumah tangga.

“Selain itu tentunya mengurangi sampah organik, karena kita sudah bisa mengolahnya secara mandiri,” pungkas Adhi. (dan)