Denpasar 31/10 (Metrobali.com) – Prospek pemasaran rumah kayu khas Bali ke pasaran ekspor masih cukup bagus, walaupun terjadi krisis ekonomi global, karena pengapalan kompoen rumah jadi dari daerah tetap ada saja untuk memenihi permintaa pasar luar negeri.

“Memang tidak seramai sebelum peristiwa Bom Bali tempo hari, tetapi sekarang ada saja yang dikirim ke pasaran ekspor dengan jumlah yang berfluktuasi,” kata Made Jaman, petugas pemasaran aneka komponen rumah jadi di Denpasar, Kamis.

Membaiknya kondisi ekonomi negara konsumen mendorong ekspor rumah jadi berbahan baku kayu ke Hawaii, AS, Turki, Kepulauan Fiji, Tonga, Afrika Selatan, Panama, dan Australia termasuk ekspor tempat ibadah ke Jepang.

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Bali mencatat realisasi ekspor komponen rumah jadi selama Januari � Juli 2013 bernilai 50.097 dolar AS atas pengapalan sebanyak 6.807 unit (pcs) naik 149 persen perolehan devisanya dari perioda sama 2012 hanya 20.060 dolar.

Perolehan devisa dari perdagangan komponen rumah kayu yang dibuat sedemikian rupa sehingga kelihatan unik dan antik tampaknya tidak sebaik perdagangannya selama periode sama tahun 2011 yang bisa 2,1 juta dolar.

Perolehan devisa dari ekspor rumah bongkar pasang (knock down) khas Bali periode awal 2011 jauh lebih baik, sebab periode yang sama 2010 hanya menghasilkan 1,2 juta dolar, namun sekarang kembali agak suram dan sekedar jalan saja, kata Made Jaman.

Tinggi perolehan devisa perdagangan komponen rumah jadi, kata itu, karena ada pengusaha dan pengrajin Bali membuat bangunan tempat ibadah yang seluruhnya berbahan baku kayu, untuk memenuhi permintaan masyarakat Jepang.

Ada umat Budha di Jepang membangun dan merenofasi tempat ibadah, dan semua itu supaya dibuatkan dari Bali. Permintaa itu bisa terpenuhinya oleh pengusaha dan eksportir asal Desa Mas Gianyar, Made Sudiana.

Tempat ibadah yang dibuat dari kayu yang berkualitas utama di Bali, dirancang sedemikian rupa dengan bentuk yang disesuaikan keiinginan pemesan sehingga mudah dibongklar pasang setelah tiba di tempat konsumen.

Sudiana tidak bersedia menyebutkan berapa nilai rumah ibadah tersebut, karena perdagangan untuk rumah Tuhan itu tidak terlalu komersial, kata dia yang mengaku sering memperdagangkan kerajinan Bali jenis unik ke Jepang.

Perdagangan tempat ibadah tersebut ikut meramaikan perdagangan ekspor rumah khas Bali ke mancanegara, terutama untuk memenuhi permintaan konsumen asal Amerika, Jerman, Australia bahkan ke Arab Saudi maupun ke Afrika Selatan.AN