Foto: Ketua Perdiknas Denpasar Dr. AA. Ngr. Eddy Supriyadinata Gorda, S.Sos. M.Si.

Denpasar (Metrobali.com)-

Progam pengembangan karakter emas calon ayah dan ibu dari  GTS Institute (Good-Trustworthy-Smart) Bali didorong agar dilembagakan dengan melibatkan berbagai pihak seperti PHDI, pemerintah daerah hingga pemerintah pusat lembaga pendidikan seperti Perdiknas dan instansi lainnya.

Hal ini disampaikan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat (Dirjen Bimas) Hindu Kementerian Agama (Kemenag) RI Prof. Drs. Ketut Widnya, MA, M.Phil, Ph.D.,saat menutup Diklat Progam Pengembangan Karakter Emas Calon Ayah dan Ibu” bertajuk “Mendidik Anak Suputra Dalam Kandungan Ibu” yang digelar GTS Institute  Bali di Auditorium Perdiknas Jumat sore (6/9/2019).

Diklat yang berlangsung sejak Kamis (5/9/2019) ini diikuti ratusan peserta generasi muda dari kalangan pelajar SMA/SMK, mahasiswa, perwakilan STT se-Bali serta masyarakat umum dan langsung disambut antusias.

Sebab memang dirasakan bermanfaat untuk membekali diri dengan pengetahuan sebagai calon ayah dan ibu di masa depan sehingga mampu melahirkan generasi emas Indonesia 2045.

Ketua Perdiknas (Perkumpulan Pendidikan Nasional) Denpasar Dr. AA. Ngr. Eddy Supriyadinata Gorda, S.Sos. M.Si., menyambut positif dorongan dan dukungan agar progam-progam GTS Institute Bali ini bisa dilembagakan  disinergikan dengan berbagai pihak, salah satunya Perdiknas.

“Memang perlu program ini dilembagakan dan kami di Perdiknas siap bersinergi mencetak dan menyiapkan generasi emas Indonesia,” kata Eddy Supriyadinata Gorda.

Menurutnya memang belum cukup hanya dengan dua hari pada diklat yang baru pertama kali digelar GTS Institute Bali bekerja sama dengan Dirjen Bimas Hindu Kemenag ini. Sebab membangun pendidikan karakter generasi emas calon ayah dan ibu ini tidak bisa instan.

“Ini hanya trigger membangun kesadaran baru bahwa perlu mempersiapkan calon ayah dan ibu yang akan melahirkan generasi emas Indonesia tahun 2045,” kata akademisi yang akrab disapa Gung Eddy ini.

Karenanya diharapkan model pendidikan pengembangan karakter emas calon ayah dan ibu yang diinisiasi GTS Institute Bali ini  diharapkan berkesinambungan dan memang lebih kuat jika dilembagakan. Entah masuk pada pendidikan di pasraman atau masuk dalam kurikulum pendidikan di sekolah.

Perdiknas pun siap menyambut progam ini. Misalnya dengan adanya kemungkinan memfasilitasi beasiswa bagi siswa SMP Nasional dan SMK Teknologi Nasional untuk mengikuti program diklat GTS Institute ini setiap saat libur panjang secara berkesinambungan namun dengan pendekatan yang berbeda.

“Bisa saja kami siapkan beasiswa dan anak-anak SMP dan SMK bisa ikut progam ini saat libur panjang,” ungkapnya.

Diharapkan juga ada bantuan beasiswa dari pemerintah pusat, pemerintah daerah atau organisasi keumatan kepada generasi muda calon ayah dan ibu ini menempuh diklat berkesinambungan di GTS Institute Bali.

GTS Institute Bali punya peran strategis membuka wawasan generasi muda para calon ayah dan ibu pendidikan agar mempersiapkan diri sejak awal untuk mampu mencetak anak suputra.

“Ini tiket masuk untuk menyiapkan generasi emas 2045. Jadi kami dukung penuh progam-program GTS Institute Bali ini,” tandas Eddy Supriyadinata Gorda.

Putus Rantai Permasalahan Anak

Direktur Eksekutif GTS Institute Bali Dr. A.A.A. Ngurah Tini Rusmini Gorda, S.H.,M.M.,M.H., mengaku gembira jika memang program-program pengembangan karakter emas calon ayah dan ibu ini bisa segera dilembagakan.

Ia mengungkapkan hadirnya progam pengembangan karakter emas calon ayah dan ibu ini berangkat dari kegalauan bahwa banyak permasalahan yang terjadi dalam keluarga dan khususnya pada anak-anak.

“Berangkat dari kegalauan itu, melalui progam ini kami ingin memutus mata rantai permasalahan anak. Dan kita hanya punya waktu 26 tahun lagi menyongsong generasi emas Indonesia 2045,” ungkap Tini Gorda yang juga Ketua Umum BKOW (Badan Kerjasama Organisasi Wanita) Provinsi Bali ini.

Progam ini diharapkan menjadi stimulan pertama dan peserta yang hadir  diharapkan jadi duta untuk menyampaikan pesan. Bahwa betapa pentingnya menyiapkan diri sebagai calon ayah dan ibu dan menyiapkan anak suputra sejak dalam kandungan, bahkan sejak sebelumnya.

“Generasi muda Hindu harus ikut selamatkan generasi muda lainnya,” harap Tini Gorda yang juga Ketua Umum IWAPI (Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia) Provinsi Bali ini.

Pihaknya pun merasa bersyukur sebab Dirjen Bimas Hindu Kemenag punya kegalauan yang sama dengan GTS Institute Bali. “Kami merasa bersyukur program kami sudah diakomodir Dirjen Bimas Hindu. Semoga ini jadi langkah awal yang positif,” pungkas Tini Gorda.

Dorong Progam GTS Institute Dilembagakan

Sebelumnya Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat (Dirjen Bimas) Hindu Kementerian Agama (Kemenag) RI Prof. Drs. Ketut Widnya, MA, M.Phil, Ph.D., pun mengapresiasi semangat dan antusiasme para peserta mengikuti diklat pengembangan karakter emas calon ayah dan ibu ini. Bahkan pihaknya sangat mendukung penuh progam ini agar berkesinambungan.

Karenanya dianggap sangat penting dan strategis progam-program GTS Institute Bali ini agar dilembagakan dengan melibatkan berbagai pihak seperti PHDI, pemerintah daerah hingga pemerintah pusat lembaga pendidikan seperti Perdiknas dan instan lainnya.

“Kami dukung dan fasilitasi agar progam pengembangan karakter emas calon ayah dan ibu dari GTS Institute Bali ini bisa dilembagakan bahwa menjadi program nasional,” tegas Prof. Widnya sebelum menutup diklat ini Jumat sore (6/9/2019).

Progam pengembangan karakter emas calon ayah dan ibu dari GTS Institute Bali ini dianggap penting dan strategi sebab generasi muda yang akan menikah, calon ayah dan ibu mendapatkan pendidikan di sini sebelum memasuki gerbang pernikahan yang sesungguhnya atau jenjang Grahasta Asrama.

“Sebab menikah masuki gerbang baru Grehasta. Tidak boleh menikah coba-coba dulu cari pengalaman. Jadi harus diberikan bekal supaya siap saat menjalankan perkawinan. Kita semua buta jadi harus ada pendidikan yang sistematis seperti program GTS Institute ini,” ungkap Prof.Widnya.

Dirjen Bimas Hindu Kemenag mengakomodir progam GTS Institute Bali karena merupakan program yang tepat untuk mencetak generasi emas 2045 dan sejalan dengan program-program Kemenag untuk penguatan fungsi-fungsi keluarga.

“Terima kasih GTS Institute dan Perdiknas telah mengeksekusi progam ini dan jadi salah satu yang di garda terdepan menyiapkan calon ayah dan ibu yang akan melahirkan generasi emas 2045,” pungkasnya.

Cetak Anak Suputra dalam Kandungan

Materi dalam diklat ini diambil dari GTS Institute Bali tentang bagaimana mendidik anak suputra sejak dalam kandungan ibu. Ada delapan materi yang akan disampaikan dalam diklat dua hari ini dengan menghadirkan narasumber ternama dan ahli di bidangnya.

Pada hari pertama, materi “Tantangan Mendidik Anak Suputra Sebelum Lahir” disampaikan Dr. AA. Ngr. Eddy Supriyadinata Gorda, S.Sos. M.Si, yang juga merupakan Ketua Perdiknas Denpasar.

Dilanjutkan dengan materi “Kelahiran Anak Suputra Suatu Harapan Mulia,” yang disampaikan Dr. I Gede Rudia Adiputra. Materi menarik lainnya mengenai “Proses Pendidikan Anak Suputra Sebelum dan Sesudah Lahir” dibawakan Dr. Ketut Sumadi, M.Par.

Peserta juga diajak memahami bagaimana menciptakan “Keluarga Bahagia” dengan tips-tips ampuh dan best practice dari Direktur Eksekutif GTS Institute Bali Dr. A.A.A. Ngr. Tini Rusmini Gorda, S.H.,M.M.,M.H.

Diklat dilanjutkan pada hari kedua dengan berbagai materi yang semakin menarik. Seperti materi “Pendidikan 1000 Hari Pertama Kehidupan” yang dipaparkan dr. I.A. Chandranita Manuaba SpOG(K).,M.M.

Materi menarik lainnya mengenai “Pengetahuan Tentang Kepribadian Calon Ayah dan Ibu” dibawakan oleh psikolog A.A. Ketut Sri Wiraswati, M.Psi. Selanjutnya “Pengetahuan Rumah Sehat dan Bahagia” dari  Ir. A.A.G.A. Indra Wirawan, M.M.

Sebagai materi pamungkas dan penutup, peserta diklat juga diajak memahami “Konsep Hindu tentang Anak Saputra” yang dipaparkan Dirjen Bimas Hindu Kemenag Prof. Drs. Ketut Widnya, MA, M.Phil, Ph.D., sekaligus menutup rangkaian acara diklat ini. (wid)