batik photography

Jakarta (Metrobali.com)-

Produsen batik Indonesia harus melakukan banyak inovasi sebagai strategi untuk menembus pasar internasional, kata pemilik usaha batik Purana, Nonita Respati di Jakarta, Rabu (27/8).

Nonita yang juga merancang koleksi pakaian batik tulis, cap dan jumputan itu, menjelaskan strateginya dalam membuat produk yang berpeluang dilirik pasar internasional.

“Inovasinya bisa dalam teknik membatik dan membuat jumputan serta memilih motif, warna dan potongan model, sesuai tren yang berkiblat pada pusat mode di London, Milan, Paris dan New York,” ungkapnya.

Kalau terlalu tradisional dikhawatirkan akan susah dijual di luar negeri, tambah perempuan yang merintis usaha batiknya sejak 2008.

Dia juga kerap mencoba berbagai eksperimen untuk menghasilkan motif dan warna unik di workshop miliknya di Yogyakarta. “Jadi batik dan tye dye (jumputan) Purana tidak ada yang sama dengan merek lain,” ujar perempuan yang pernah berkecimpung di majalah fashion dan gaya hidup sebagai editor fashion.

Salah satu contoh motif yang diusung Purana adalah batik yang terinspirasi dari pola tegel kuno. Nonita yang menyukai motif tegel kuno pun mencari inspirasi ke rumah-rumah bertegel kuno di Pekalongan, Semarang dan Yogyakarta.

Selain itu, Nonita mengatakan Purana juga mengandalkan koleksi pakaian dengan kain nyaman dengan potongan kasual yang cocok untuk perempuan di perkotaan yang kegiatannya dinamis.

“Kelas menengah ke atas merupakan target utama kami mengingat koleksinya rata-rata dijual dari seharga Rp800.000 hingga Rp2,5 juta. Kami jual di gerai kami di mal dan workshop di Jakarta serta lewat online,” kata dia.

Ia juga melebarkan sayap bisnisnya dengan berpartisipasi di ajang mode seperti Jakarta Fashion Week dan Harper’s Bazaar Fashion Festival tahun ini.

Untuk koleksi mendatang, Nonita mengaku sedang mengeksplorasi bahan tenun yang akan dimodifikasi dengan gaya Purana.

Dia mengatakan sejak dua tahun Purana sudah menarik pembeli internasional asal Singapura namun itu belumlah cukup baginya. Nonita kini mengincar pasar internasional yang lebih luas dengan memamerkan koleksinya dalam pameran dagang di Hong Kong.

“Di trade show Hong Kong banyak wholesale buyer yang mencari produk dari negara lain,” kata dia.

Nonita mengaku masih harus belajar banyak dari para perancang senior yang berkecimpung di bidang batik seperti Obin dan Carmanita agar usahanya semakin sukses.

“Mereka konsisten di batik dan konsisten untuk bekerjasama dengan perajin, produknya buatan tangan dan selalu menghasilkan yang baru dan dapat dijual,” ujarnya. AN-MB