padi

Denpasar (Metrobali.com)-

Produktivitas tanaman padi di Bali mencapai 58,08 kuintal gabah kering panen (GKP) per hektare selama tahun 2014, meningkat 1,46 kuintal atau 2,49 persen dibanding tahun sebelumnya yang tercatat 58,60 kuintal.

“Produktivitas persatuan hektare itu meningkat signifikan, namun produksi secara keseluruhan menurun 24.148 ton atau 2,74 persen, sesuai angka sementara (ASEM) 2014,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Panusunan Siregar di Denpasar, Minggu (8/3).

Ia mengatakan, meningkatnya produksi persatuan hektare itu berkat petani dalam proses produksi menggunakan pupuk organik maupun anorganik yang meliputi pupuk urea, TSP, SP36, KCL dan NPK secara intensif dan merata di setiap kabupaten dan kota.

Selain itu petani juga menggunakan benih unggul serta proses pemeliharaan yang baik sehingga menghasilkan padi yang bermutu.

Panasunan Siregar menjelaskan, produktivitas padi yang relatif tinggi terhaji ditiga kabupaten yang meliputi Kabupaten Jembrana mencapai 68,45 kuintal/hektare, Denpasar 64,94 kuintal/hektare dan Klungkung 63,34 kuintal/hektare.

Menurunnya produktivitas padi di Bali dalam setahun (2013-2014) hanya terjadi di Kabupaten Karangasem (9,14 persen) dan Badung 2,32 persen. Menurunnya produksi di Kabupaten Karangasem akibat musim kemarau panjang yang berpengaruh terhadap mengecilnya debit air.

Dengan demikian tanaman padi menjadi gagal panen (puso). Dari 40 plot sampel ubian, sebanyak 18 plot atau 45 persen diambil pada lokasi lahan kekeringan (kekurangan air). Demikian pula jumlah rumpun berkurang akibat adanya serangan hama dengan intensitas ringan.

Panasunan Siregar menjelaskan, tidak jauh berbeda menurunnya produktivitas tanaman padi di Kabupaten Badung juga akibat kesulitan air karena musim kemarau dan perbaikan jaringan irigasi.

Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Provinsi Bali Ida Bagus Wisnuardana dalam kesempatan terpisah menjelaskan, Bali hingga kini memiliki lahan sawah seluas 81.625 hektare atau 14,53 persen dari luas daratan Pulau Dewata.

Lahan sawah tersebut sebagian besar masih berpengairan setengah teknis (90,25 persen), sisanya irigasi sederhana, irigasi desa (non pekerjaan umum) dan sawah tadah hujan.

Dua kali penanaman padi setiap tahun panen rata-rata seluas 150.741 hektare. Meskipun kebutuhan masyarakat Bali termasuk wisatawan terus meningkat, namun produksi itu masih mampu memenuhi kebutuhan domestik.

Kebutuhan konsumsi beras masyarakat Bali setiap tahunnya sekitar 451.327 ton atau rata-rata 130 kg per kapita per tahun, sehingga dari produksi itu masih ada kelebihan produksi beras (swasembada) sebanyak 47.974 ton.

Berdasarkan perhitungan selama tiga tahun terakhir periode 2009-2011 terdapat surplus beras 58.822 ton, Ida Bagus Wisnuardana.AN-MB