???????????????????????????????

Jakarta (Metrobali.com)-

Komite Pimpinan Nasional (KPN) Persatuan Rakyat Indonesia (PRI) mengajak rakyat Indonesia untuk menolak hasil Pemilihan umum Presiden dan Wakil Presiden 2014 karena dinilai berjalan dengan cara yang inkonstitusional.

Sebelumnya, PRI telah dua kali menyampaikan pernyataan menolak hasil pemilu serta mengucapkan terimakasih kepada rakyat Indonesia yang tidak ikut menggunakan hak pilih mereka.

“Kami tetap konsisten menolak hasil pilpres dan mengucapkan terima kasih pada rakyat indonesia tidak menggunakan hak pilihnya. Kami mengajak segenap rakyat bergabung,” kata Sekretaris Jenderal PRI Irwan Suhanto saat jumpa pers di Jakarta, Jumat (8/8).

Selain itu, PRI juga menilai Mahkamah Konstitusi telah melakukan pembiaran terhadap pemilu yang tidak sesuai dengan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 di tahun 2014 adalah sebuah kecerobohan MK yang fatal.

“MK telah menciptakan lubang hitam, siapapun yang menang punya celah setidaknya satu cara untuk menjatuhkan karena dipilih dengan cara yang inkonstitusional. Ada pemilu legislatif dan pemilu presiden yang tidak dilaksanakan dalam waktu bersamaan, ini bertentangan dengan UUD 1945 di tahun 2014. MK membiarkan,” jelas Irwan.

Irwan menambahkan, PRI juga meminta kepada pihak yang telah dinyatakan menang, Joko Widodo-Jusuf Kalla, oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) dalam pilpres yang disebut PRI sebagai inkonstitusional tersebut.

“PRI menyatakan agar tidak terburu-buru menyatakan diri telah menang karena proses pemenangan yang diklaim berdiri di atas proses yang salah dan tidak konstitusional,” ujar Irwan.

PRI juga meminta pada kubu Prabowo Subianto-Hatta Rajasa yang kini tengah menempuh jalur hukum dengan melakukan gugatan di MK agar tidak melanjutkan upaya hukum tersebut.

“Karena proses yang menyebabkan mereka kalah adalah proses inkonstitusional. Kami juga minta Prabowo-Hatta bergabung dengan PRI,” kata Mantan Direktur Eksekutif Indonesia Network Election Survey (INES) itu.

Selain menolak Pileg dan Pilpres 2014, lanjut Irwan, PRI juga akan melakukan konsolidasi aksi nasional untuk mengamankan serta mendukung penuh pembentukan Dewan Rakyat Nasional.

“Dewan rakyat nasional untuk pemerintah transisi. Ini berfungsi mengadakan pemilu yang konstitusional bahwa pileg dan pilpres harus dilakukan serentak,” ujarnya.

Meskipun PRI mengaku netral tanpa mendukung salah satu capres maupun cawapres, namun dalam jumpa pers Jumat sore tadi juga dihadiri Letnan Jenderal TNI Mar (Purn) Suharto yang merupakan pendukung Prabowo-Hatta.

“Saya merasa terhormat ikut forum yang saya cita-citakan dari kaum muda. Pemilu yang dikatakan inkonstitusional itu sangat betul. Itu bagian dari rekayasa politik, kecurangan politik yang diberi asing untuk menguasai republik ini. Saya siap mendukung,” kata mantan Komandan Korps Marinir itu. AN-MB