Mogadishu (Metrobali.com) –

Presiden Somalia Hassan Sheikh Mohamud hari Kamis mengangkat ekonom Abdiweli Sheikh Ahmed sebagai perdana menteri yang baru, mengakhiri kelumpuhan politik selama beberapa pekan.

Ahmed sebelumnya bekerja di Bank Pembangunan Islam di Arab Saudi. Ia akan menggantikan Abdi Farah Shirdon, yang dipaksa mundur oleh anggota-anggota parlemen dalam mosi tidak percaya setelah ia berselisih dengan presiden.

“Kami mendapati bahwa Abdiweli Sheikh adalah orang yang paling cocok untuk menjadi perdana menteri Somalia,” kata Mohamud kepada para menteri, anggota parlemen dan pejabat militer di istana presiden yang dijaga ketat.

“Kami berharap ia akan membawa kemajuan bagi Somalia,” tambahnya.

Negara-negara donor Barat khawatir kekosongan yang lama pada pucuk pimpinan pemerintahan akan mengganggu upaya membangun kembali lembaga negara dan mengalahkan militan terkait Al Qaida yang menguasai wilayah-wilayah pedesaan di Somalia tengah dan selatan.

Ahmed lahir di daerah Gedo, Somalia selatan, dan pendatang baru di dunia politik, seperti juga Mohamud ketika ia dipilih sebagai presiden oleh anggota-anggota parlemen 15 bulan lalu.

Sekutu-sekutu asing menganggap Mohamud dan pemerintah barunya sebagai peluang terbaik Somalia dalam dua dasawarsa ini untuk menghilangkan label Somalia sebagai “negara gagal”. Namun, ia harus berjuang untuk mengatasi politik pecah-belah suku, korupsi dan militansi kelompok garis keras yang berkelanjutan.

Hubungan antara Mohamud dan Shirdon terganggu karena susunan kabinet baru. Pembagian kekuasaan antara klan-klan Somalia penting bagi kelangsungan hidup pemerintah, kata beberapa analis.

Al-Shabaab yang bersekutu dengan Al-Qaida mengobarkan kekerasan selama beberapa tahun ini dalam upaya menumbangkan pemerintah Somalia yang didukung PBB dan Barat.

Somalia dilanda pergolakan kekuasaan dan anarkisme sejak panglima-panglima perang menggulingkan diktator militer Mohamed Siad Barre pada 1991. Penculikan, kekerasan mematikan dan perompakan melanda negara tersebut. (Ant/Reuters)