Keterangan foto: Deputi IV Kepresidenan Bidang Komunikasi Politik dan Diseminasi Informasi, Eko Sulistyo (paling kiri) bersama Bupati Karangasem, I Gusti Ayu Mas Sumantri (tengah) saat menghadiri rangkaian karya Baligia  di Desa Jungutan, Kecamatan Bebandem, Karangasem, Minggu (12/8/2018)/MB

Karangasem, (Metrobali.com) –

Presiden Joko Widodo direncanakan menghadiri undangan Karya Baligia yang digelar 11 griya di Desa Jungutan, Kecamatan Bebandem, Karangasem. Namun karena berbagai kesibukan, Presiden Jokowi batal datang dan mengutus Deputi IV Kepresidenan Bidang Komunikasi Politik dan Diseminasi Informasi, Eko Sulistyo.

“Pertama, kami menyampaikan permakluman dan permohonan maaf karena bapak Presiden tidak bisa menghadiri Karya Baligia karena perihal yang tidak bisa ditinggal terkait pencalonan menuju pilpres 2019,” kata Eko, Minggu (12/8/2018).

Dalam kesempatan tersebut, Presiden Jokowi juga menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya Karya Baligia yang terakhir kali digelar pada tahun 1930 itu. Jokowi lantas berpesan agar kegiatan serupa tetap diselenggarakan karena sudah menjadi budaya.

“Sebagai salah satu aset kekayaan bangsa, Karya Baligia harus tetap dijaga dan dirawat keberlangsungannya karena merepresentasekan identitas kita sebagai bangsa yang besar,” kata Presiden.

Sementara itu Bupati Karangasem, I Gusti Ayu Mas Sumantri, pada kesempatan yang sama menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya Karya Yadnya Baligia ini.

“ini merupakan momentum yang sangat baik dalam memberikan penghormatan dan penyucian kepada para leluhur, sekaligus peningkatan keyakinan di dalam kehidupan beragama serta pembangunan semangat gotong – royong yang semakin kuat di antara seluruh pelaksana upacara,” ucapnya.

Dikatakan oleh Bupati, bagi pemerintah Kabupaten Karangasem, rangkaian upacara Baligia ini juga memberikan kontribusi positif, baik dari aspek spiritual.

“Aura positif di dalam wilayah Kabupaten Karangasem semakin kuat dengan terbangunnya aspek-aspek lain seperti kebudayaan, kemasyarakatan, perputaran ekonomi dan lainnya,” ujar Mas Sumatri.

Salah satu panitia karya, Ida Bagus Oka Gunastawa menerangkan bahwa upacara ini merupakan tahapan atma wedana yang sangat suci dan mulia untuk mengantarkan arwah leluhur kepada siwa loka.

“Seluruh proses upacara ini dilaksanakan secara khusus sebagai bentuk penghormatan terakhir dari para ‘sentana’ (keturunan) kepada seluruh Puspa dan Nama (arwah) yang disucikan,” jelas IB Oka Gunastawa.

Karya ini lanjut Gunastawa memiliki rangkaian yang sangat panjang. Diawali dengan upacara Ngaku Agem Karya yang dilaksanakan pada tanggal 12 Januari 2018 dan puncak karyanya yaitu upacara Penguptian dilaksanakan pada tanggal 10 Agustus 2018.

“Pelaksanaan Karya Baligia ini tidak terikat oleh durasi waktu atau dengan kata lain tidak harus dilaksanakan dalam periode tertentu karena dasarnya adalah keikhlasan dan kesiapan keluarga,” jelasnya.

Pewarta : Widana Daud
Editor: Hana Sutiawati